Volume Penjualan Batubara Harum Energy (HRUM) Melonjak 71,8% pada Semester I



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja operasional PT Harum Energy Tbk (HRUM) meningkat sepanjang semester pertama 2023. Ini tergambar dari Volume penjualan dan produksi batubara HRUM.

Melansir laporan kuartalan, Rabu (2/8), HRUM  mencatatkan total penjualan batubaranya sebesar 3,6 juta ton pada enam bulan pertama 2023. Realisasi ini melonjak 71,8% dari volume penjualan pada periode yang sama tahun lalu yang hanya 2,1 juta ton.

Pada kuartal kedua 2023 sendiri, HRUM menjual 1,8 juta ton batubara, relatif sama dengan produksi di kuartal pertama 2023.


China masih menjadi pasar utama HRUM, dimana 46% penjualan batubara HRUM selama enam bulan pertama tahun 2023 dijual ke Negeri Panda ini. Kemudian, diikuti oleh penjualan ke pasar domestik sebesar 24%, Jepang sebesar 20%, Bangladesh sebesar 6%, diikuti penjualan ke India, Thailand, Vietnam, dan Taiwan masing-masing sebesar 1%.

Baca Juga: Berbalik Untung, Garuda Maintenance (GMFI) Raup Laba US$ 2,04 Juta di Semester I 2023

Sebagai gambaran, emiten pertambangan batubara ini mencetak pendapatan senilai US$ 492,2 juta. Realisasi ini naik 30,4% dari pendapatan di periode yang sama tahun lalu sebesar US$377,5 juta.

Kenaikan pendapatan ini terjadi di tengah penurunan harga jual rerata alias average selling price (ASP). Pada paruh pertama 2023, ASP batubara HRUM turun 23,4% year-on-year (YoY) menjadi US$ 135,6 per ton dari sebelumnya US$ 177 per ton.

Di sisi lain, sejumlah beban HRUM  turut mengalami kenaikan. Seperti beban pokok pendapatan dan beban langsung yang melonjak 79,7% menjadi US$ 238,88 juta dari sebelumnya US$ 132,97 juta. Beban umum dan administrasi juga naik 62,1% menjadi US$ 21,39 juta dari sebelumnya US$ 13,24 juta.

Dus, konstituen Indeks Kompas100 ini membukukan laba bersih senilai US$ 150,6  juta, naik 3,2% dari laba bersih di periode yang sama tahun lalu sebesar US$ 146,0 juta.

Dari sisi produksi, HRUM berhasil memproduksi 3,5 juta ton batubara sepanjang enam bulan pertama 2023. Jumlah ini setara dengan kenaikan 49,1% dari realisasi produksi di periode yang sama tahun sebelumnya yang hanya 2,3 juta ton.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tendi Mahadi