Volume Penjualan dan Produksi Batubara Bayan Resources (BYAN) Kompak Naik



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja operasional PT Bayan Resources Tbk (BYAN) meningkat sepanjang semester I-2023. Volume produksi dan penjualan batubara emiten ini meningkat pada enam bulan pertama 2023.

Dalam laporan kinerja semesteran yang dirilis Senin (4/9), BYAN melaporkan produksi 24,1 juta ton batubara sepanjang enam bulan pertama 2023. Realisasi ini naik 42,6% dari produksi di periode yang sama tahun lalu yakni sebesar 16,9 juta ton.

Pada kuartal kedua 2023, BYAN memproduksi 11,6 juta ton, turun dari realisasi produksi di kuartal pertama 2023 yang mencapai 12,5 juta ton. Namun, produksi pada kuartal kedua 2023 berhasil naik 17,17% dari produksi di kuartal kedua 2022 yang hanya sebanyak 9,9 juta ton.


Angka ini menjadikan produksi batubara BYAN terbesar ketiga se-Indonesia setelah PT Bumi Resources Tbk (BUMI) dan PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO).

Baca Juga: Begini Strategi Emiten Kabel Low Tuck Kwong, Voksel (VOKS) Raih Penjualan Rp 3 Tr

Manajemen BYAN menyebut, penurunan produksi di kuartal kedua disebabkan rendahnya performa di site Tabang dan Pakar Utara akibat adanya masalah geoteknik yang mengakibatkan input dan ruang pembuangan yang terbatas.

Secara rinci, produksi BYAN di periode tersebut masih ditopang oleh produksi dari Tabang yakni mencapai 6,9 juta ton, disusul produksi dari Pakar Utara sejumlah 3,2 juta ton, dan produksi dari Teguh Sinarabadi/ Firman Ketaun Perkasa sebanyak 0,6 juta ton.

Pun demikian volume pengupasan lapisan penutup alias overburden removal BYAN naik 45,16% menjadi 99 juta bank cubic meter (bcm) dari sebelumnya hanya 68,2 juta bcm di semester pertama 2022.

Baca Juga: Ini Penyebab Laba Bersih Bayan Resources (BYAN) Menyusut pada Semester I

Volume penjualan BYAN ikut naik sejalan dengan kenaikan produksi. Pada periode enam bulan pertama 2023, emiten tambang batubara milik taipan Low Tuck Kwong ini menjual 23,8 juta ton batubara, naik 37,5% dari penjualan di periode yang sama tahun lalu sebesar 17,3 juta ton.

Penjualan BYAN pun masih akan bertumbuh ke depan. Pada pertengahan Juli 2023, BYAN mengantongi penjualan berkomitmen dan terkontrak sebanyak 48,1 juta  ton dengan rata-rata nilai kalori atau calorific value (CV) sebesar 4,399 kkal/kg GAR. Dengan mengecualikan pengiriman pada semester pertama 2023, BYAN mengantongi penjualan 7,9 juta ton batubara dengan kontrak harga tetap untuk sisa tahun ini, yang dikenakan harga US$ 62 per ton dengan CV rata-rata 4.390 kkal/kg GAR.

Emiten pertambangan batubara ini membukukan laba bersih senilai US$ 723,85 juta pada enam bulan pertama 2023, menyusut 25,4% dari realisasi laba pada periode yang sama tahun lalu yang mencapai US$ 970,75 juta.

Alhasil, laba bersih per saham BYAN menurun menjadi US$ 0,02 dari sebelumnya US$ 0,03.

Baca Juga: Komoditas dan Perbankan Masih Dominan

Ada sejumlah faktor yang menekan laba bersih BYAN. Pertama, naiknya sejumlah beban yang ditanggung BYAN pada semester pertama 2023. Seperti beban pokok pendapatan yang naik hingga  56,6% menjadi US$ 975,76 juta dari sebelumnya US$ 623,02 juta.

Salah satu komponen yang naik tinggi adalah biaya royalti/iuran eksploitasi yang melesat 143% menjadi US$ 244,74 juta dari sebelumnya hanya US$ 100,37 juta.

Beban penjualan juga naik 76,3% menjadi US$ 48,61 juta dari sebelumnya hanya US$ 27,57 juta. Beban umum dan administrasi naik 7,6% menjadi US$ 66,47 juta dari US$ 61,76 juta. Serta beban keuangan naik 137% dari semula US$ 1,38 juta menjadi US$ 3,29 juta.

Kedua, pendapatan BYAN tidak mampu mengimbangi kenaikan beban-beban tersebut. Pada semester pertama 2023, Bayan Resources hanya membukukan pendapatan senilai US$ 2,03 miliar atau hanya naik 1,7% dari pendapatan di periode yang sama tahun lalu sebesar US$ 2,00 miliar.

Secara rinci, pendapatan BYAN didominasi oleh penjualan batubara ekspor ke pihak ketiga senilai US$ 1,78 miliar, disusul penjualan domestik kepada pihak ketiga senilai US$ 158,4 juta. BYAN juga mendapatkan pendapatan dari bisnis non-batubara senilai US$ 3,58 juta. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati