KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penjualan semen PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (
INTP) tumbuh positif. Realisasi penjualan INTP pada bulan Juli 2023 mencapai 1,7 Juta ton. Realisasi ini naik 25% dibandingkan angka penjualan pada Juli 2022 sebesar 1,3 juta ton. Secara akumulasi, penjualan semen selama tujuh bulan pertama 2023 mencapai 9,1 juta ton. Realisasi ini naik 8% dibandingkan dengan penjualan tujuh bulan pertama tahun 2022 sebesar 8,4 juta ton. Dani Handajani,
Corporate Secretary Indocement Tunggal Prakarsa mengatakan ada sejumlah faktor yang mendorong penjualan semen INTP, di antaranya penambahan volume permintaan dari Indonesia Timur karena adanya kontribusi dari Pabrik Maros, Sulawesi Selatan.
“Demikian juga di Sumatra, terutama peningkatan volume di Sumatra Utara dari terminal apung (
floating terminal) yang kami tempatkan di Kuala Tanjung sejak Agustus 2022,” kata Dani kepada Kontan.co.id, Minggu (20/8).
Baca Juga: Penjualan Semen Naik pada Juli, Simak Rekomendasi Saham SMGR dan INTP Berikut Ini INTP mempertahankan pandangan pasar semen domestik tumbuh 2% di tahun 2023. Dani mengatakan, dibandingkan tahun lalu, volume semen domestik memiliki kinerja lebih lemah dalam empat bulan pertama tahun 2023. Namun, permintaan mulai membaik di bulan Mei. INTP meyakini permintaan ini akan berlanjut hingga akhir tahun. Sebagai kilas balik, pada semester kedua tahun 2022, melemahnya permintaan produk semen kantong tercatat karena pelaku industri semen telah beberapa kali menaikkan harga semen kantong akibat tingginya harga batubara dan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi. “Selain itu, cuaca kering yang diantisipasi pada bulan-bulan mendatang akan mendukung laju aktivitas konstruksi yang lebih cepat pada proyek infrastruktur dan komersial, termasuk mendorong konsumsi produk kantong yang lebih tinggi dari proyek perumahan dan proyek yang lebih kecil,” kata Dani. Sebagai gambaran, INTP membukukan kinerja kokoh sepanjang semester pertama 2023. Emiten produsen semen merek Tiga roda ini membukukan laba bersih Rp 698,43 miliar. Realisasi ini tumbuh 139,5% dari laba bersih di periode yang sama tahun lalu yang hanya Rp 291,54 miliar. Kenaikan laba bersih ini sejalan dengan kenaikan pendapatan, dimana INTP membukukan pendapatan senilai Rp 7,97 triliun. Realisasi tersebut naik 15,32% dari pendapatan di semester pertama 2022 yang hanya Rp 6,91 triliun. Analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia Andreas Saragih menyematkan
rating overweight di sektor semen, dengan saham INTP sebagai pilihan utama alias
top picks. Mirae Asset Sekuritas memproyeksikan INTP akan mencatat peningkatan kinerja yang lebih tinggi daripada PT Semen Indonesia Tbk (SMGR). Ini karena INTP akan menikmati keuntungan lebih besar dari penurunan biaya energi. Selain itu, INTP akan mendapat manfaat dari aset baru yang diperoleh dari penyewaan pabrik Bosowa. Andreas juga optimis produsen semen tanah air akan mencetak kinerja keuangan yang lebih solid ke depan, didorong oleh sejumlah faktor mulai dari faktor
seasonality (musiman), harga jual rata-rata alias
average selling price (ASP) yang relatif stabil, hingga membaiknya profitabilitas sebagai hasil dari penyesuaian harga jual.
Baca Juga: Penjualan Mobil Masih Menderu, Simak Rekomendasi Saham Astra International (ASII) Emiten semen juga akan diuntungkan dari tren menurunnya harga komoditas energi. Andreas berekspektasi pelaku industri semen akan lebih rasional dalam menaikkan harga seiring dengan melemahnya harga komoditas energi. Oleh karena itu, perang harga yang terjadi pada paruh kedua 2023 akan lebih ringan dengan harga jual atau ASP yang relatif stabil. Dua pemain terbesar, yakni
SMGR dan INTP yang menguasai lebih dari 79% pangsa pasar dinilai memainkan peran utama dalam dinamika harga.
Dia menyematkan rekomendasi
buy saham INTP dengan target harga Rp 12.875. Mirae Asset Sekuritas juga menyematkan rekomendasi
buy saham SMGR dengan target harga Rp 8.400.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Tendi Mahadi