KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Volume penjualan semen PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (
INTP) meningkat. Sepanjang enam bulan pertama 2023, total penjualan INTP mencapai 7,7 juta ton, naik 4% dibanding tahun lalu alias secara
year-on-year (YoY) “Pendorong penjualan adalah pembangunan infrastruktur dan juga proyek proyek swasta diharapkan terus berjalan, serta katalis positif Ibu Kota Negara (IKN) akan menjadi pendorong pertumbuhan konsumsi semen tahun ini,” kata Sekretaris Perusahaan INTP Dani Handajani kepada Kontan.co.id, Selasa (1/8). Adapun di periode Juni 2023, volume penjualan Indocement mencapai 1,4 juta ton, mengalami pertumbuhan 3.5% dibanding tahun lalu. Kata Dani, kenaikan penjualan ini disebabkan oleh penambahan volume dari Indonesia Timur, karena adanya kontribusi dari Pabrik Maros, Sulawesi Selatan, yang mana pada tahun 2022 pabrik ini belum berkontribusi.
Baca Juga: Indocement (INTP) Bukukan Laba Bersih Rp 698,43 Miliar di Semester I-2023 Sebagai gambaran, INTP membukukan kinerja kokoh sepanjang semester pertama 2023. Emiten produsen semen ini membukukan laba bersih Rp 698,43 miliar. Realisasi ini tumbuh 139,5% dari laba bersih di periode yang sama tahun lalu yang hanya Rp 291,54 miliar. Mengutip laporan keuangan di laman Bursa Efek Indonesia, Selasa (1/8), kenaikan laba bersih ini sejalan dengan kenaikan pendapatan. INTP membukukan pendapatan senilai Rp 7,97 triliun. Realisasi tersebut naik 15,32% dari pendapatan di semester pertama 2022 yang hanya Rp 6,91 triliun. Secara rinci, pendapatan INTP didominasi oleh penjualan semen kepada pihak ketiga senilai Rp 7,15 triliun, disusul Penjualan beton siap pakai senilai Rp 626,81 miliar dan penjualan semen kepada pihak berelasi senilai Rp 157,22 miliar. Konstituen Indeks Kompas100 ini juga membukukan pendapatan dari penjualan agregat Rp 35,94 miliar. Dani menilai, penjualan semen di semester kedua akan cenderung lebih baik. Membaiknya penjualan karena cuaca yang relatif lebih kering serta perusahaan dan proyek-proyek besar menghabiskan budget tahunan pada periode tersebut.
Baca Juga: Penjualan Semen Diprediksi Lebih Kuat di Semester II-2023, Ini Penyebabnya Meski suku bunga tahun ini lebih tinggi dari tahun lalu seiring kenaikan bunga dari Bank Indonesia (BI), INTP berharap permintaan segmen residensial masih akan bertumbuh terutama di luar sekitar kota Jakarta. Tahun ini Manajemen INTP menargetkan pertumbuhan penjualan 2% sampai 4% atau sejalan dengan pertumbuhan pasar semen nasional. Analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia Andreas Saragih optimis produsen semen tanah air akan mencetak kinerja keuangan yang lebih solid ke depan, didorong oleh sejumlah faktor seperti faktor
seasonality (musiman), harga jual rata-rata alias
average selling price (ASP) yang relatif stabil didukung oleh persaingan yang terkendali, hingga membaiknya profitabilitas sebagai hasil dari penyesuaian harga jual. Emiten semen juga akan diuntungkan dari tren menurunnya harga komoditas energi.
Baca Juga: Prospek Industri Semen Membaik di Semester II, Saham Emiten Ini Layak Dilirik Andreas menyematkan rating
overweight di sektor semen dengan saham INTP sebagai pilihan utama alias
top picks. Mirae Asset Sekuritas memproyeksikan INTP akan mencatat peningkatan kinerja yang lebih tinggi daripada PT Semen Indonesia Tbk (
SMGR). Ini karena INTP akan menikmati keuntungan lebih besar dari penurunan biaya energi. Selain itu, INTP akan mendapat manfaat dari aset baru yang diperoleh dari penyewaan pabrik Bosowa. Tahun ini, INTP diestimasikan membukukan pendapatan senilai Rp 17,15 triliun dengan pencapaian laba bersih mencapai Rp 2,12 triliun. Dia menyematkan rekomendasi
buy saham INTP dengan target harga Rp 12.875 per saham. Risiko rekomendasi ini antara lain volume penjualan yang lebih rendah dari perkiraan, perang harga yang lebih intens, dan pemulihan harga komoditas energi. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Wahyu T.Rahmawati