KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Volume penjualan PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (
INTP) masih bertumbuh. Sepanjang 10 bulan pertama 2023, total penjualan semen INTP mencapai 14,1 juta ton. Realisasi ini tumbuh 8,4% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. “Pertumbuhan ini karena peningkatan penjualan semen di luar Pulau Jawa serta keberhasilan kami untuk menaikkan pangsa pasar kami di Jakarta, Banten, dan Jawa Barat,” terang Dani Handajani, Corporate Secretary Indocement kepada Kontan.co.id, Jumat (24/11). Pada Oktober 2023, INTP berhasil menjual 1,6 juta ton semen. Realisasi ini naik 15,5% dibandingkan periode Oktober 2022.
Baca Juga: Indocement (INTP) Memproyeksi Permintaan Semen Domestik Tumbuh 1% Hingga Akhir 2023 Dani menilai, kondisi cuaca sepanjang bulan September dan Oktober sangat bersahabat untuk industri semen. Hal ini tercermin pada konsumsi semen di Indonesia pada bulan-bulan tersebut mampu tumbuh masing-masing 4,4% dan 18,3% secara
year-on-year (YoY) dibandingkan tahun 2022 Namun untuk bulan November, Dani mengaku intensitas hujan mengalami peningkatan. “Tentunya hal ini akan berdampak kepada melambatnya pengerjaan proyek-proyek konstruksi,” sambung dia. Adapun langkah antisipasi Indocement yakni dengan cara mengejar penjualan dan pengiriman semen kepada pelanggan sebelum siklus musim hujan datang. INTP juga mengingatkan secara rutin karyawan dan kontraktor Indocement untuk lebih berhati-hati dalam bekerja di musim penghujan.
INTP memperkirakan pasar semen domestik akan tumbuh sekitar 1% pada akhir tahun 2023. Proyeksi ini dengan menimbang pemulihan volume dalam beberapa bulan terakhir. Ada sejumlah faktor yang akan mendorong penjualan semen, diantaranya diskon pajak pertambahan nilai (PPN) yang baru saja diumumkan Pemerintah pekan lalu yang berlaku untuk properti residensial di bawah Rp 2 miliar. Insentif ini diharapkan akan memberikan dampak positif terhadap sektor properti. Namun, industri semen kemungkinan akan melihat melambatnya aktivitas konstruksi mulai November hingga beberapa bulan ke depan, karena dimulainya musim penghujan dan selesainya pengeluaran anggaran akhir tahun. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Handoyo .