Volume penjualan Indocement (INTP) turun 6% di kuartal pertama 2020



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Volume penjualan PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) sepanjang kuartal I-2020 kurang bergairah. Emiten konstituen Indeks Kompas100 ini mencatatkan volume penjualan sepanjang tiga bulan pertama 2020 sebanyak 3,9 juta ton semen, 6% lebih rendah dibandingkan dengan tahun lalu.

Kontan.co.id mencatat, penjualan INTP pada periode Januari-Februari 2020 mencapai 2,8 juta ton semen. Ini berarti, penjualan INTP per Maret 2020 hanya 1,1 jua ton semen.

Antonius Marcos, Sekretaris Perusahaan Indocement mengatakan, turunnya penjualan pada kuartal I-2020 akibat cuaca buruk di awal tahun yang menyebabkan terjadinya banjir di wilayah Jabodetabek hingga beberapa kali. Terkait dengan dampak pandemi corona (Covid-19) terhadap kinerja INTP, Antonius bilang hal ini akan terlihat di kuartal kedua 2020.


“Pandemi ini merupakan dampak global yang terjadi hampir di semua industri. Efisiensi di berbagai bidang dan fokus kepada home market adalah strategi kami yang paling utama di saat seperti ini,” ujar Antonius kepada Kontan.co.id.

Baca Juga: Industri semen diprediksi lesu, begini prospek Indocement (INTP)

Untuk alokasi belanja modal atau capital expenditure (capex), Antonius mengaku INTP masih masih mencermati perkembangan situasi dan pasar. Yang pasti, capex untuk proyek-proyek yang memiliki urgensi lebih akan tetap berjalan sesuai rencana.

Sebelumnya, INTP mengalokasikan belanja modal atau capex senilai Rp 1,4 triliun. Jumlah ini naik cukup signifikan dibandingkan dengan alokasi capex tahun lalu sekitar Rp 1 triliun.

Indocement akan menggunakan belanja modal ini untuk beberapa proyek, antara lain untuk penyelesaian proyek fasilitas refused derived fuel (RDF) atau pengolahan sampah menjadi bahan bakar di pabrik Citeureup, Jawa Barat.

Baca Juga: Meski Zero Debt, INTP Tidak Sepenuhnya Lepas dari Tekanan Akibat Pelemahan Rupiah

Capex juga dialokasikan untuk penyelesaian proyek tambang batu di Pamoyanan, Bogor dan instalasi bag filter di beberapa pabrik milik INTP. Selain itu, capex juga akan digunakan untuk instalasi pembangkit milik Perusahaan Listrik Negara (PLN) dan revitalisasi turbin di Plant Tarjun, Kalimantan Selatan.

Adapun dengan menimbang dampak Covid-19, manajemen INTP memutuskan untuk merevisi target volume penjualan tahun ini. Awalnya, INTP mematok pertumbuhan target penjualan sebesar 3%-4% untuk tahun ini. Manajemen INTP secara hati-hati merevisi target volume penjualan semen perusahaan di tahun ini menjadi sekitar 1%.

Sebagai gambaran, tahun lalu volume penjualan INTP mencapai 18,1 juta ton semen, naik tipis 100.000 ton semen dari penjualan tahun 2018. Dari sisi top line, INTP membukukan pendapatan sebesar Rp 15,94 triliun atau naik tipis 4,9% dari realisasi tahun 2018. Sementara itu, laba bersih emiten semen ini melonjak 60,26% menjadi Rp 1,83 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati