Volume penjualan Semen Indonesia (SMGR) turun 5,88% pada Februari 2020



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Volume penjualan konsolidasian PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) mencapai 2,91 juta ton pada bulan Februari 2020. Jumlah ini turun 5,88% dibandingkan dengan realisasi penjualan pada Februari 2019 yang mencapai 3,09 juta ton.

Melansir dari laporan penjualan SMGR, penurunan volume penjualan terjadi pada semua entitas Grup SMGR, baik itu Semen Indonesia, PT Solusi Bangun Indonesia Tbk (SMCB), hingga Thang Long Cement Joint Stock Company (TLCC).

Penjualan Semen Indonesia dan SMCB pada Februari 2020 mencapai 2,82 juta ton atau turun 4,49% secara tahunan. Sementara penjualan TLCC hanya mencapai 84.338 ton atau turun 36,81% secara year-on-year (yoy) dari periode yang sama sebelumnya yakni 133.457 ton.


Baca Juga: Mal dan Hotel Sepi, Emiten Properti Bisa Merugi

Meski demikian, jika diakumulasikan secara year-to-date penjualan emiten pelat merah ini mencapai 6,27 juta ton atau naik 12,15% secara tahunan. Sebagai informasi, SMCB belum termasuk hitungan penjualan pada Grup SMGR pada Januari 2019.

Melansir data Asosiasi Semen Indonesia (ASI), total konsumsi semen pada Februari 2020 sebesar 5,32 juta ton atau turun 3,11% secara yoy. Sementara konsumsi semen domestik dalam dua bulan pertama 2020 sebesar 10,90 juta ton atau turun 4,03% secara tahunan.

Sementara itu, SMGR masih merajai industri semen tanah air. Per Januari-Februari 2020 pangsa pasar (market share) SMGR mencapai 53,4%, tidak berubah dari pangsa pasar akhir 2019 di angka yang sama.

Baca Juga: Wabah corona ancam penjualan Semen Indonesia (SMGR), ini kata analis

Paulina, Analis Sinarmas Sekuritas mengatakan hujan deras dan banjir terjadi selama Januari-Februari 2020 membebani kinerja industri semen karena menyebabkan proses distribusi yang lebih menantang dan penundaan proyek-proyek pembangunan.

“Akibatnya, pertumbuhan penjualan domestik konsolidasi SMGR pada Februari 2020 turun sebesar 5% yoy, sebanding dengan penurunan industri,” tulis Paulina dalam riset, Jumat (20/3).

Selain itu, Paulina juga mengantisipasi gangguan dalam penjualan karena masalah penyebaran virus corona (Covid19) yang sedang terjadi. Ini dapat menyebabkan adanya jeda pada proyek-proyek pembangunan karena pemerintah mengalihkan fokus untuk memerangi virus dan dampaknya terhadap ekonomi.

Di sisi lain, pembelian properti mungkin terpukul karena warga cenderung mengurangi porsi pengeluaran. Oleh karena itu, Paulina menurunkan asumsi pertumbuhan volume dan harga jual rerata atau average selling price SMGR untuk tahun ini masing-masing 0%.

Baca Juga: Kinerja moncer di tengah oversupply, ini rekomendasi saham Indocement (INTP)

Dalam keterbukaan informasi di laman Bursa Efek Indonesia, Jumat (20/3), Sekretaris Perusahaan Semen Indonesia Vita Mahreyni mengamini tekanan dan pelambatan ekonomi yang disebabkan oleh pandemi Covid-19 akan mempengaruhi kondisi dan kinerja emiten pelat merah ini.

Salah satu dampaknya adalah dari sisi penjualan dan rantai pasok (supply chain) sebagai dampak dari lockdown di China dan terhambatnya ekspor, serta potensi penundaan proyek-proyek.

“SMGR memperkirakan penjualan tidak akan lebih baik daripada tahun 2019,” tulis dia. Adapun sepanjang 2019 SMGR berhasil menjual 42,61 juta ton semen atau naik 28,46% secara tahunan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati