KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Semen Indonesia Tbk (
SMGR) membukukan volume penjualan semen sebanyak 3,06 juta ton pada April 2020. Realisasi ini naik tipis 0,47% dibandingkan dengan penjualan pada periode sama tahun lalu. Meski demikian, penjualan SMGR per April 2020 turun 1,2% dibandingkan Maret 2020 yang mencapai 3,09 juta ton. Sebanyak 2,86 juta ton merupakan penjualan dari Semen Indonesia (termasuk penjualan PT Solusi Bangun Indonesia Tbk atau
SMCB). Sementara sisanya, yakni 200.166 ton merupakan penjualan Thang Long Cement Joint Stock Company (TLCC).
Baca Juga: April 2020, volume penjualan Semen Indonesia (SMGR) naik tipis 0,47% Jika diakumulasikan sejak awal tahun (secara year-to-date/ytd), volume penjualan SMGR secara konsolidasi mencapai 12,43 juta ton atau tumbuh 5,35% secara
year-on-year (yoy). Pasar domestik menyumbang 53% volume penjualan SMGR di sepanjang empat bulan pertama 2020. Analis Danareksa Sekuritas Maria Renata menilai, turunnya penjualan semen secara bulanan (month-on-month/mom) merupakan akibat dari adanya pembatasan sosial berskala besar (PSBB) sehubungan dengan merebaknya pandemi Covid-19. Penjualan semen domestik sepanjang April 2020 tercatat mencapai 4,51 juta ton, turun 6,3% secara yoy dan turun 6,3% secara mom. Maria mengatakan, penjualan semen di Jawa bagian Barat (Jakarta, Banten, dan Jawa Barat) mencapai 1,12 juta ton. Realisasi tersebut turun 15,7% secara yoy dan turun 16,0% secara mom. Tiga provinsi ini menyumbang 24,9% dari konsumsi semen domestik. “Realisasi ini terdampak pandemi Covid-19 dan penerapan pembatasan sosial (PSBB),” papar Maria. Maria memperkirakan, volume penjualan SMGR hingga akhir 2020 hanya mencapai 39,8 juta ton atau turun 6,6% secara yoy. Ini berarti, penjualan SMGR sepanjang empat bulan pertama 2020 mencerminkan 31,2% dari target yang dipasang Danareksa Sekuritas. Maria mempertahankan rekomendasi
buy saham SMGR dengan target harga Rp 10.700 per saham. Pada penutupan perdagangan Kamis (14/5), saham SMGR naik 4,26% ke level Rp 8.575 per saham.
Menurut Maria, lesunya permintaan semen diperkirakan bakal terjadi pada kuartal II dan kuartal III-2020 akibat merebaknya Covid-19. Adapun masa pemulihan permintaan semen kemungkinan terjadi pada kuartal IV-2020. Hitungan Maria, permintaan semen mungkin bisa turun sekitar 10%-16% secara year-on-year (yoy) dan bahkan bisa turun 20% jika pandemi Covid-19 berlanjut hingga kuartal IV-2020. Hal ini karena berhentinya beberapa proyek infrastruktur pemerintah dan tertundanya proyek-proyek baru.
Baca Juga: Raih laba bersih, kinerja Solusi Bangun Indonesia (SMCB) di kuartal I-2020 cemerlang Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Khomarul Hidayat