KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di tengah kondisi industri semen yang oversupply dan sentimen penyebaran virus Corona (Covid-19), PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) masih mampu mencatatkan kinerja yang ciamik. Mengutip laporan penjualan, SMGR berhasil menjual 3,09 juta ton semen pada Maret 2020, naik tipis dari penjualan Februari 2020 yang sebesar 2,91 juta ton. Ini merupakan penjumlahan dari penjualan Semen Indonesia ,PT Solusi Bangun Indonesia Tbk (SMCB), dan Thang Long Cement Joint Stock Company (TLCC). Bila diakumulasikan, sepanjang kuartal I-2020 SMGR telah menjual 9,36 juta ton semen, naik 7.04% secara year-on-year (yoy).
Selain itu, SMGR juga masih mengukuhkan posisinya sebagai top leader dengan penguasaan pasar (market share) 52,9% dari total konsumsi nasional. Baca Juga: Kinerja Semen Indonesia (SMGR) terdampak corona, simak penjelasan analis Analis Mirae Asset Sekuritas Mimi Halimin mengatakan, sebelum kasus Covid-19 menyeruak di Indonesia, awalnya volume total penjualan konsolidasian SMGR diprediksi akan tumbuh moderat sekitar 3% secara year-on-year (yoy) di akhir 2020. Namun, perkembangan pandemi saat ini akan sangat mempengaruhi permintaan semen. Volume penjualan domestik SMGR (tidak termasuk TLCC) hanya mencapai 2,5 juta ton (-9,5% yoy). Dalam kondisi saat ini, Mimi menilai banyak proyek properti dan infrastruktur yang kemungkinan besar akan tertunda, sehingga akan mengurangi permintaan semen. “Kami merevisi estimasi volume penjualan, dan saat ini kami memperkirakan total volume penjualan semen SMGR secara konsolidasian turun menjadi sekitar -0,7% secara yoy pada akhir 2020,” tulis Mimi dalam riset, Rabu (22/4). Mimi juga menurunkan proyeksi perkiraan pertumbuhan pendapatan dan laba bersih SMGR pada tahun ini, menimbang adanya potensi perlambatan pertumbuhan ekonomi di tengah berlanjutnya kondisi oversupply. Mimi memperkirakan pendapatan SMGR tahun ini mencapai Rp 40 triliun (-0,8% yoy) dengan laba bersih diperkirakan akan tumbuh sebesar 21,2% menjadi Rp 2,9 triliun.