Volume perdagangan SUN mengecil



JAKARTA. Harga surat utang negara (SUN) pada penutupan perdagangan Senin (9/1) kemarin tercatat melemah. Berdasarkan situs Indonesia Bond Pricing Agency (IBPA), indeks INDOBeX Government Clean Price menurun sebesar 0,03% ke level 111,09 dibandingkan dengan penutupan hari sebelumnya.

Koreksi harga ini dibarengi dengan volume perdagangan yang mengecil. Analis Fixed Income MNC Securities I Made Adi Saputra melihat, volume perdagangan SUN yang dilaporkan pada perdagangan kemarin hanya senilai Rp3,955 triliun dari 39 seri SUN yang diperdagangkan, dengan volume perdagangan seri acuan senilai Rp738,75 miliar.

Padahal, pada Jumat (7/1) lalu, volume perdagangan ditutup senilai Rp 8,47 triliun dari 41 seri SUN yang diperdagangkan.


Made mencatat, Obligasi Negara seri FR0070 menjadi Surat Utang Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp 482,5 miliar dari 8 kali transaksi di harga rata-rata 103,02% dan diikuti oleh perdagangan Sukuk Negara Ritel seri SR006 senilai Rp 409,25 miliar dari 17 kali transaksi di harga rata-rata 100,46%.

Adapun dari perdagangan obligasi korporasi, volume perdagangan yang dilaporkan senilai Rp 471,42 miliar dari 28 seri obligasi korporasi yang diperdagangkan.

Obligasi Berkelanjutan III Astra Sedaya Finance Tahap II Tahun 2016 Seri B (ASDF03BCN2) menjadi obligasi korporasi dengan volume perdagangan terbesar dengan nilai Rp 135 miliar dari 3 kali transaksi di harga rata-rata 99,25% dan diikuti oleh perdagangan Obligasi Berkelanjutan I Garuda Indonesia Tahap I Tahun 2013 (GIAA01CN1) senilai Rp 50 miliar dari 5 kali transaksi di harga rata-rata 101,08%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto