Volume perdagangan SUN Rp 8,62 T, Senin kemarin



JAKARTA. Harga surat utang negara (SUN) pada penutupan perdagangan Senin (3/4) tercatat mengalami kenaikan. Berdasarkan situs Indonesia Bond Pricing Agency (IBPA), indeks INDOBeX Government Clean Price naik sebesar 0,08% ke level 115,05 dibandingkan dengan penutupan hari sebelumnya.

Analis Fixed Income MNC Securities I Made Adi Saputra mengatakan bahwa volume perdagangan SUN yang dilaporkan pada perdagangan kemarin senilai Rp 8,62 triliun dari 36 seri yang diperdagangkan dengan volume perdagangan seri acuan yang dilaporkan senilai Rp 1,31 triliun.

Obligasi Negara seri FR0053 menjadi SUN dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp 1,83 triliun dari 39 kali transaksi di harga rata - rata 105,24%. Perdagangan Senin lalu juga diikuti oleh Obligasi Negara seri FR0070 senilai Rp 967,62 miliar dari 18 kali transaksi di harga rata - rata 107,50%.


Sedangkan Obligasi Negara seri FR0059 dan FR0072 menjadi SUN yang paling sering diperdagangkan, masing - masing sebanyak 65 kali dan 64 kali transaksi.

Adapun dari perdagangan obligasi korporasi, volume perdagangan yang dilaporkan senilai Rp 1,36 triliun dari 24 seri obligasi korporasi yang diperdagangkan.

Obligasi Berkelanjutan III Adira Finance Tahap V Tahun 2017 Seri A (ADMF03ACN5) menjadi obligasi korporasi dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp 534 miliar dari 30 kali transaksi di harga rata - rata 99,97%.

Perdagangan juga diikuti oleh Sukuk Mudharabah Berkelanjutan II Adira Finance Tahap III Tahun 2017 Seri A (SMADMF02ACN3) senilai Rp243 miliar dari 20 kali transaksi di harga rata - rata 99,99%.

Sementara itu nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika ditutup melemah terbatas sebesar 3 pts (0,02%) di level 13.325 per dollar Amerika di tengah kembali menguatnya mata uang dollar Amerika terhadap mata uang utama dunia. Beregrak terbatas pada kisaran 13.314 hingga 13.329 per dollar Amerika.

"Melemahnya nilai tukar rupiah terjadi di tengah bervariasinya arah pergerakan mata uang regional terhadap dollar Amerika," tukas Made.

Mata uang Rupee India (INR) memimpin pelemahan mata uang regional terhadap dollar Amerika yang diikuti oleh mata uang Ringgit Malaysia (MYR). Adapun mata uang Won Korea Selatan (KRW) memimpin penguatan mata uang regional dengan diikuti oleh Peso Philippina (PHP).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto