JAKARTA. PT Bursa Komoditi & Derivatif Indonesia (BKDI) mencatatkan penurunan volume transaksi komoditas timah sepanjang April 2015. Ini merupakan penurunan tertajam pada tahun ini. Mengutip data BKDI, volume transaksi multilateral timah sepanjang April 2015 sebesar 945 lot. Volume transaksi ini turun tajam dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 1.421 lot. Nilai transaksi timah selama April 2015 tercatat Rp 1,02 triliun. Adapun nilai transaksi timah bulan Maret sebesar US$ 126,9 juta. Untuk diketahui penurunan volume transaksi timah ini mengekor penurunan produk BKDI lainnya seperti emas dan CPO. Sepanjang April, total volume transaksi multilateral BKDI sebesar 31.549 lot. Angka ini jauh lebih rendah dibanding total volume transaksi bulan sebelumnya sebesar 39.955 lot. Adapun total nilai transaksi multilateral sepanjang April 2015 tercatat sebesar Rp 3,47 triliun dan US$ 6,1 juta. Sementara total nilai transaksi multilateral bulan Maret sebesar Rp 2,77 triliun dan US$ 132,6 juta. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Volume perdagangan timah di BKDI turun tajam
JAKARTA. PT Bursa Komoditi & Derivatif Indonesia (BKDI) mencatatkan penurunan volume transaksi komoditas timah sepanjang April 2015. Ini merupakan penurunan tertajam pada tahun ini. Mengutip data BKDI, volume transaksi multilateral timah sepanjang April 2015 sebesar 945 lot. Volume transaksi ini turun tajam dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 1.421 lot. Nilai transaksi timah selama April 2015 tercatat Rp 1,02 triliun. Adapun nilai transaksi timah bulan Maret sebesar US$ 126,9 juta. Untuk diketahui penurunan volume transaksi timah ini mengekor penurunan produk BKDI lainnya seperti emas dan CPO. Sepanjang April, total volume transaksi multilateral BKDI sebesar 31.549 lot. Angka ini jauh lebih rendah dibanding total volume transaksi bulan sebelumnya sebesar 39.955 lot. Adapun total nilai transaksi multilateral sepanjang April 2015 tercatat sebesar Rp 3,47 triliun dan US$ 6,1 juta. Sementara total nilai transaksi multilateral bulan Maret sebesar Rp 2,77 triliun dan US$ 132,6 juta. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News