Volume Produksi Kemarik Diramal Naik 15% Sepanjang Tahun Ini



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Asosiasi Aneka Industri Keramik Indonesia (Asaki) optimistis produksi keramik bisa naik tahun ini. Dalam perkiraan Asaki, volume produksi keramik di tahun 2022 berpotensi tumbuh sekitar 15% dibanding tahun 2021 dengan target produksi 475 juta m2 - 480 juta m2.

Ketua Umum Asaki, Edy Suyanto mengatakan, optimisme salah satunya berdasar pada tren permintaan keramik tahunan yang biasanya mencapai puncaknya (peak season) di semester kedua, khususnya kuartal ketiga.

“Kinerja ekspor juga cukup baik dan masih bertumbuh positif sekitar 12% untuk periode  kuartal I 2022 ini,” imbuh Edy saat dihubungi Kontan.co.id (8/6).


Saat ini, industri keramik memang tengah melaju. Hal ini misalnya tercermin pada angka rata-rata utilisasi produksi sepanjang Januari-Mei 2022 yang mencapai 80%. Angka tersebut sudah melampaui utilisasi produksi pada era pra pandemi Covid-19 dulu, yakni tepatnya pada tahun 2015-2019 yang berkisar 60%-65%.

Baca Juga: IWIP Kebut Pengembangan Kawasan Industri untuk Komponen Baterai Kendaraan Listrik

Menurut Edy, kenaikan produktivitas industri keramik tidak terlepas dari kebijakan harga gas US$ 6 per mmbtu yang diberlakukan oleh pemerintah. Kebijakan itu, lanjut Edy, terbukti meningkatkan daya saing industri keramik.

Walhasil, langkah pelaku industri keramik untuk memasuki zona ekspansi menjadi semakin mantap. Di tahun 2021 misalnya, Asaki mencatat terdapat ekspansi kapasitas produksi sebesar 13 juta m2. 

Tahun ini, rencananya akan ada agenda ekspansi susulan sebesar 35 juta m2 dengan estimasi belanja modal atau capital expenditure (capex) Rp 3 triliun. Agenda ekspansi diperkirakan turut berperan dalam menyerap tenaga kerja,

“Diharapkan ada penyerapan tenaga kerja baru sekitar 3.000 - 4.000 orang,” tutur Edy.

Meski menyimpan rasa optimis, Asaki juga memiliki aspirasi yang ingin disampaikan kepada pemerintah. Edy mengungkapkan, pemulihan sebagian industri keramik masih terganjal persoalann pasokan gas di area Jawa Timur. 

Baca Juga: Industri Kabel Tertekan Kenaikan Harga Bahan Baku

Untuk itu, Asaki berharap rencana tambahan penyaluran gas baru dari Lapangan Jambaran Tiung Biru bisa segera terlaksana di bulan Juli ini. Dengan begitu, kekurangan pasokan gas di Jatim yang dialami sebagian besar industri keramik bisa teratasi.

Aspirasi lainnya, Asaki juga berharap daya beli masyarakat tetap terjaga dan menjadi perhatian utama Pemerintah. Langkah konkret yang diharapkan antara lain menunda kenaikan harga listrik untuk sektor industri. 

“Porsi biaya energi Listrik sekitar 10%-12% dari total biaya produksi. Terlebih beban konsumen semakin bertambah pasca penerapan PPN 11%,” tandas Edy.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tendi Mahadi