KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja operasional segmen nikel PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) menurun di sepanjang 2022, baik untuk segmen feronikel maupun bijih nikel. Melansir laporan operasional kuartalan, Jumat (3/2), pada tahun 2022 ANTM membukukan volume produksi feronikel unaudited sebesar 24.334 ton nikel dalam feronikel (TNi) dengan tingkat penjualan unaudited mencapai 24.210 TNi. Sebagai perbandingan, tahun lalu ANTM mampu mencatatkan volume produksi sebanyak 25.818 TNi dengan penjualan feronikel (unaudited) mencapai 25.992 TNi. Ini berarti, produksi feronikel Aneka Tambang terkoreksi 5,74% dengan volume penjualan feronikel ANTM menurun 6,85%.
Sepanjang 2022, emiten dengan nama beken Antam ini mencatatkan produksi bijih nikel unaudited sebesar 8,62 juta wet metric ton (wmt), yang digunakan sebagai bahan baku pabrik feronikel ANTM dan penjualan kepada pelanggan domestik. Adapun penjualan bijih nikel unaudited pada FY22 mencapai 6,95 juta wmt. Adapun sepanjang 2021, produksi bijih nikel (unaudited) yang digunakan sebagai bahan baku pabrik feronikel ANTM dan penjualan kepada pelanggan domestik mencapai 11,01 juta wmt. Sedangkan, capaian kinerja penjualan bijih nikel di 2021 mencapai 7,64 juta wmt. Secara year-on-year (yoy), produksi bijih nikel ANTM terkoreksi 21,70% dan penjualan bijih nikel turun 9,03%.
Baca Juga: Menteri ESDM: Ada 17 Smelter yang Menunggu untuk Segera Diselesaikan Sementara itu, produksi bauksit unaudited pada 2022 tercatat sebesar 1,65 juta wmt yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan bahan baku pabrik alumina dan penjualan kepada pelanggan pihak ketiga. Penjualan ini menurun dari realisasi penjualan di tahun 2021 yang mencapai 1,67 juta wmt Penjualan bauksit unaudited pada 2022 tercatat sebesar 1,24 juta wmt, menurun 12,67% dari realisasi penjualan bauksit di tahun sebelumnya yang mencapai 1,42 juta wt. Syarif Faisal Alkadrie, Corporate Secretary ANTM mengatakan, ANTM terus mengembangkan proyek hilirisasi nikel, salah satunya CNGR dan ANTM telah menandatangani framework agreement pembangunan dan pengembangan kawasan industri hilirisasi bijih nikel. Kesepakatan ini dilakukan pada November 2022 Penandatangan framework agreement ini sebagai tindak lanjut dari perjanjian pendahuluan (head of agreement) untuk pembangunan dan pengembangan kawasan industri hilirisasi bijih nikel menjadi bahan baku baterai. Kedua pihak menandatangani perjanjian pendahuluan pada 5 Agustus 2022 lalu. ANTM melalui anak perusahaannya, PT Kawasan Industri Antam Timur (PT KIAT) akan membangun dan mengelola kawasan industri di area Izin Usaha Pertambangan (IUP) di Pomalaa, Sulawesi Tenggara. CNGR melalui anak perusahaannya PT Pomalaa New Energy Material (PT PNEM) akan mengembangkan fasilitas pengolahan bijih nikel laterit menjadi nickel matte yang merupakan bahan baku baterai kendaraan listrik dengan menggunakan teknologi OESBF (oxygen-enriched side-blown furnace). Fasilitas pengolahan ini berkapasitas produksi terpasang sebesar 80.000 ton nikel dalam produk nickel matte yang terbagi dalam dua fase pembangunan. PT PNEM selanjutnya akan menjadi tenant pada kawasan industri yang dikelola oleh PT KIAT.
Baca Juga: Volume Penjualan Emas Antam (ANTM) Naik 19,01% di Sepanjang 2022 Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Khomarul Hidayat