Volume transaksi cash management BNI tembus Rp 1.600 triliun



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bisnis pengelolaan kas atau cash management perbankan tumbuh semakin tumbuh pesat. Solusi layanan perbankan berbasis digital untuk nasabah korporasi ini terus mencatatkan peningkatan transaksi di tengah pandemi. 

PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) misalnya mencatatkan frekuensi transaksi cash management 150 juta transaksi dalam kurun waktu lima bulan pertama tahun ini. Itu meningkat hampir 180% dibanding periode yang sama tahun lalu (year on year/YoY). Adapun volume transaksinya mencapai Rp 1.600 triliun.

Pemimpin Divisi Solusi Wholesale BNI Agung Kurniawan mengatakan, pertumbuhan bisnis cash management itu sejalan dengan dengan perbaikan serta  inovasi produk dan solusi keuangan berbasis digital seperti solusi collections, payment, liquidity management, garansi bank dan supply chain financing management sehingga memberikan kenyamanan dan kemudahan bagi nasabah. 


Baca Juga: Direksi dan komisaris KB Bukopin ramai-ramai mengundurkan diri menjelang RUPS

Peningkatan transaksi itu juga tak lepas dari bertambahnya jumlah nasabah cash management BNI sebanyak 20% YoY menjadi 75.000 perusahaan hingga Mei 2021."Pertumbuhan transaksi cash management ini telah menghasilkan pertumbuhan fee based income (FBI) lebih dari 32% secara tahunan pada Mei," kata Agung pada Kontan.co.id, Rabu (16/6).

Salah satu strategi BNI dalam mengakuisisi nasabah cash management adalah dengan memberikan solusi digital secara menyeluruh dengan pendekatan customer centric dari seluruh ekosistem dan memanfaatkan kekuatan value chain nasabah korporasi BNI yang akan menghasilkan bisnis turunan untuk segmen menengah, small, dan retail. Perseroan berharap terjadinya close loop transaction pada nasabah korporasinya.

Sementara untuk mendorong transaksi, BNI terus meningkatkan kapabilitas digital, seperti Cash Management System BNI yaitu BNIDirect, Garansi Bank Online, Platform FSCM (Financial Supply Chain Management), virtual account, API Corporate dan solusi digital terintegrasi lainnya. Layanan ini sekaligus berkontribusi besar dalam meningkatkan dana murah dan FBI yang berkelanjutan. 

Agung bilang, saat ini BNI sudah berkolaborasi dengan 273 perusahaan fintech dan e-commerce dalam menyediakan solusi bagi ekosistem seperti pengelolaan tenant, solusi rumah sakit, serta penyaluran KUR pada merchant UMKM di platform fintech dan e-commerce dengan Program Pemerintah (PEN).

Seiring dengan perkembangan teknologi, solusi berbasis API dan digital juga kami kembangkan dalam mendukung perkembangan industri corporate, commercial, fintech serta e-commerce, seperti penyediaan platform dan channel transaksi berbasis API (open banking) serta onboarding

Baca Juga: BRI klaim bisa dapat laba hingga Rp 38 triliun pada tahun lalu jika tak ada pandemi

Beberapa services API yang telah hadir adalah API PNBP yaitu API yang memudahkan proses penerimaan Pemerintah Pusat yang tidak berasal dari penerimaan perpajakan, API KYC Financial yaitu API yang memberikan informasi terkait dengan Nasabah BNI untuk keperluan pre screening pada platform P2P lending sesuai dengan persetujuan Nasabah dengan menggunakan OTP, dan ratusan API services lainnya.

"Saat ini, kami tengah mengembangkan platform Garansi Bank Online BNI, di mana dengan adanya digital meterai dan digital signature, pengajuan aplikasi Garansi Bank dapat dilakukan secara paperless," pungkas Agung.

Selanjutnya: BNI genjot penggunaan capex di sektor TI pada paruh kedua tahun 2021

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tendi Mahadi