JAKARTA. Volume transaksi obligasi di pasar sekunder pada akhir pekan lalu kembali marak. Berdasarkan Penerimaan Laporan Transaksi Efek (PLTE) di Bursa Efek Indonesia (BEI), volume perdagangan obligasi pemerintah maupun obligasi korporasi pada Jumat (30/9), tercatat naik 6,2% menjadi Rp 7,6 triliun, dari hari sebelumnya Rp 7,2 triliun. Kenaikan volume transaksi, juga diikuti peningkatan frekuensi perdagangan sebesar 20,8% menjadi 348 transaksi, dari sehari sebelumnya 288 transaksi.Corporate Secretary Indonesia Bond Pricing Agency (IBPA) Tumpal Sihombing menyebutkan, seri obligasi yang paling aktif ditransaksikan akhir pekan lalu adalah obligasi pemerintah seri FR0059 (time to maturity 15,63 tahun). Seri ini mencatatkan volume sebanyak 76 transaksi, dengan nilai mencapai Rp 1,05 triliun.Adapun, untuk obligasi korporasi yang paling aktif yaitu Obligasi Adira Dinamika Multi Finance V Tahun 2011 Seri C (ADMF05C) dengan time to maturity 2,66 tahun, dan memberikan kupon 9,60%. "Surat utang dengan rating idAA+ ini ditransaksikan sebanyak lima kali, dengan nilai mencapai Rp 125 milliar," jelas Tumpal, Senin (3/10). Analis obligasi Trimegah Securities Imam MS menilai, saat ini, pasar obligasi Indonesia dominan dipengaruhi aksi investor asing. "Jika sedikit ada, sentimen positif di pasar global, turut mendukung ramainya volume transaksi pasar domestik," ujarnya, Senin (3/10).Tumpal juga menilai, kembali maraknya volume obligasi akhir pekan kemarin, setelah kabar pemerintah Yunani yang akan mengeluarkan kebijakan penghematan senilai 6,6 milliar euro atau setara US$ 8,8 miliar.Langkah tersebut dilakukan Yunani untuk menunjukkan negara tersebut dapat melakukan penghematan sehingga bisa mengantongi paket dana penyelamatan ronde dua. Diharapkan defisit anggaran Yunani akan berkurang menjadi 6,8% dari sebelumnya 8,5% di tahun ini,"urai Tumpal.
Volume transaksi di pasar obligasi terdongkrak kebijakan penghematan Yunani
JAKARTA. Volume transaksi obligasi di pasar sekunder pada akhir pekan lalu kembali marak. Berdasarkan Penerimaan Laporan Transaksi Efek (PLTE) di Bursa Efek Indonesia (BEI), volume perdagangan obligasi pemerintah maupun obligasi korporasi pada Jumat (30/9), tercatat naik 6,2% menjadi Rp 7,6 triliun, dari hari sebelumnya Rp 7,2 triliun. Kenaikan volume transaksi, juga diikuti peningkatan frekuensi perdagangan sebesar 20,8% menjadi 348 transaksi, dari sehari sebelumnya 288 transaksi.Corporate Secretary Indonesia Bond Pricing Agency (IBPA) Tumpal Sihombing menyebutkan, seri obligasi yang paling aktif ditransaksikan akhir pekan lalu adalah obligasi pemerintah seri FR0059 (time to maturity 15,63 tahun). Seri ini mencatatkan volume sebanyak 76 transaksi, dengan nilai mencapai Rp 1,05 triliun.Adapun, untuk obligasi korporasi yang paling aktif yaitu Obligasi Adira Dinamika Multi Finance V Tahun 2011 Seri C (ADMF05C) dengan time to maturity 2,66 tahun, dan memberikan kupon 9,60%. "Surat utang dengan rating idAA+ ini ditransaksikan sebanyak lima kali, dengan nilai mencapai Rp 125 milliar," jelas Tumpal, Senin (3/10). Analis obligasi Trimegah Securities Imam MS menilai, saat ini, pasar obligasi Indonesia dominan dipengaruhi aksi investor asing. "Jika sedikit ada, sentimen positif di pasar global, turut mendukung ramainya volume transaksi pasar domestik," ujarnya, Senin (3/10).Tumpal juga menilai, kembali maraknya volume obligasi akhir pekan kemarin, setelah kabar pemerintah Yunani yang akan mengeluarkan kebijakan penghematan senilai 6,6 milliar euro atau setara US$ 8,8 miliar.Langkah tersebut dilakukan Yunani untuk menunjukkan negara tersebut dapat melakukan penghematan sehingga bisa mengantongi paket dana penyelamatan ronde dua. Diharapkan defisit anggaran Yunani akan berkurang menjadi 6,8% dari sebelumnya 8,5% di tahun ini,"urai Tumpal.