JAKARTA. Volume transaksi timah di PT Bursa Komoditi dan Derivatif Indonesia (BKDI) terus meningkat. Sejak diberlakukannya peraturan yang mewajibkan seluruh transaksi timah melalui bursa mulai Agustus 2013, volume transaksi semakin positif. Berdasarkan data BKDI, volume transaksi timah pada bulan Agustus 2013 baru mencatatkan angka 24,99 metrik ton. Volume transaksi ini setara dengan US$ 537.547,81. Volume transaksi pada bulan selanjutnya mulai naik signifikan menjadi 795,10 metrik ton. Angka ini setara US$ 18.081.362,40.Secara rata-rata, volume transaksi timah di BKDI sepanjang 2013 sebesar 3.657,712 metrik ton per bulan. Adapun nilai transaksi rata-rata sepanjang 2013 mencapai US$ 84.728.518,72. Selama lima bulan pertama di tahun 2014, rata-rata volume transaksi bulanan naik menjadi 4.912,906 metrik ton. Semenatra nilai transaksi rata-rata bulanan naik menjadi US$ 114.474.416.Stella Novita Lukman, Head of Product Development BKDI memandang optimis pertumbuhan volume transaksi timah. Namun, untuk target timah tahun ini, pihaknya belum mematok angka pasti.“Ke depannya kami berharap dengan timah diperdagangkan di BKDI dapat terus meningkatkan harga timah Indonesia sehingga berdampak pada peningkatan pendapatan bagi negara dan dapat menjadi benchmark harga timah internasional,” ungkap Stella kepada KONTAN.Mengutip Bloomberg, kontrak pengiriman timah tiga bulan pada Jumat (6/6) di London Metal Exchange (LME) turun tipis 0,21% dibanding hari sebelumnya menjadi US$ 23.195 per metrik ton. Dibanding pekan lalu, harga timah turun 0,1%. Sementara dibanding akhir tahun, timah naik 3,78%. Harga timah stabilJuni Sutikno, analis PT Philip Futures Indonesia menilai, pergerakan harga timah relatif stabil berkisar di level US$ 23.000 per metrik ton. Menurutnya, sejak diberlakukannya Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) nomor 32 tahun 2013 yang mewajibkan perdagangan timah melalui bursa, harga timah semakin terkontrol. Saat ini, timah banyak dibutuhkan untuk menunjang industri manufaktur. Adapun negara importir timah terbesar antara lain Jepang dan China.“Positifnya data manufaktur China dan pertumbuhan ekonomi yang positif akan mendorong laju permintaan terhadap timah,” ucap Juni.Juni bilang, stabilnya harga timah ini juga membatasi spekulan dalam menggiring harga timah. Secara tekinikal, harga timah terlihat moderat. Harga berada di moving average 50. Moving average convergence divergence (MACD) masih berada di tengah. Artinya, harga masih sideways. Indikator stochastic terus menanjak dari level 54% menuju 59% selama dua pekan terakhir. Sementara relative strength index (RSI) masih konsolidasi di level 49%.
Volume transaksi timah di BKDI menanjak
JAKARTA. Volume transaksi timah di PT Bursa Komoditi dan Derivatif Indonesia (BKDI) terus meningkat. Sejak diberlakukannya peraturan yang mewajibkan seluruh transaksi timah melalui bursa mulai Agustus 2013, volume transaksi semakin positif. Berdasarkan data BKDI, volume transaksi timah pada bulan Agustus 2013 baru mencatatkan angka 24,99 metrik ton. Volume transaksi ini setara dengan US$ 537.547,81. Volume transaksi pada bulan selanjutnya mulai naik signifikan menjadi 795,10 metrik ton. Angka ini setara US$ 18.081.362,40.Secara rata-rata, volume transaksi timah di BKDI sepanjang 2013 sebesar 3.657,712 metrik ton per bulan. Adapun nilai transaksi rata-rata sepanjang 2013 mencapai US$ 84.728.518,72. Selama lima bulan pertama di tahun 2014, rata-rata volume transaksi bulanan naik menjadi 4.912,906 metrik ton. Semenatra nilai transaksi rata-rata bulanan naik menjadi US$ 114.474.416.Stella Novita Lukman, Head of Product Development BKDI memandang optimis pertumbuhan volume transaksi timah. Namun, untuk target timah tahun ini, pihaknya belum mematok angka pasti.“Ke depannya kami berharap dengan timah diperdagangkan di BKDI dapat terus meningkatkan harga timah Indonesia sehingga berdampak pada peningkatan pendapatan bagi negara dan dapat menjadi benchmark harga timah internasional,” ungkap Stella kepada KONTAN.Mengutip Bloomberg, kontrak pengiriman timah tiga bulan pada Jumat (6/6) di London Metal Exchange (LME) turun tipis 0,21% dibanding hari sebelumnya menjadi US$ 23.195 per metrik ton. Dibanding pekan lalu, harga timah turun 0,1%. Sementara dibanding akhir tahun, timah naik 3,78%. Harga timah stabilJuni Sutikno, analis PT Philip Futures Indonesia menilai, pergerakan harga timah relatif stabil berkisar di level US$ 23.000 per metrik ton. Menurutnya, sejak diberlakukannya Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) nomor 32 tahun 2013 yang mewajibkan perdagangan timah melalui bursa, harga timah semakin terkontrol. Saat ini, timah banyak dibutuhkan untuk menunjang industri manufaktur. Adapun negara importir timah terbesar antara lain Jepang dan China.“Positifnya data manufaktur China dan pertumbuhan ekonomi yang positif akan mendorong laju permintaan terhadap timah,” ucap Juni.Juni bilang, stabilnya harga timah ini juga membatasi spekulan dalam menggiring harga timah. Secara tekinikal, harga timah terlihat moderat. Harga berada di moving average 50. Moving average convergence divergence (MACD) masih berada di tengah. Artinya, harga masih sideways. Indikator stochastic terus menanjak dari level 54% menuju 59% selama dua pekan terakhir. Sementara relative strength index (RSI) masih konsolidasi di level 49%.