HONG KONG. Bank beraset terbesar di Indonesia yakni Bank Mandiri membukukan volume trade finance (unaudited) sepanjang tahun 2010 senilai US$ 10,226 juta atau naik 5,4% dibandingkan tahun sebelumnya. Kenaikkan ini didorong oleh peningkatan penguasaan pangsa pasar Mandiri di segmen ini, yakni 20% untuk bank garansi, 21% di bisnis transaksi ekspor, dan 12% transaksi impor.Mansyur S Nasution, Executive Vice President Coodinator Consumer Finance Mandiri mengatakan, di tengah krisis global, perdagangan dalam negeri justru menampakkan pertumbuhan yang cukup siginifkan, "Layanan perdagangan Mandiri di tahun 2010 didominasi oleh surat kredit berdokumen dalam negeri (SKBDN) dan bank garansi yang mencapai 80% dari total trade," kata Mansyur S Nasution, Kamis (24/3) Mansyur bilang, sekitar 90% transaksi ekspor impor Indonesia dilakukan dengan remittance (non L/C), sehingga bank berplat merah ini melengkapi layanan trade-nya dengan produk supply chain financing dan produk pembiayaan non L/C. Mandiri diuntungkan dengan keunggulan dominasinya di customer base segmen korporasi ketika memberikan solusi Supply Chain Financing. “Dengan solusi Supply Chain Financing, kami ingin menjadi mitra bisnis yang memberikan nilai tambah bagi nasabah, baik dari sisi Buyer maupun Supplier. Solusi ini memungkinkan nasabah korporasi kami yang bertindak sebagai buyer untuk mendapatkan fleksibilitas dalam penetapan Terms of Payment tanpa mengorbankan cash flow pihak seller atau supplier karena seller atau supplier mendapatkan akses percepatan pembayaran tagihan yang telah diakseptasi dari bank” tutur Mansyur. Bisnis trade finance Mandiri sejauh ini telah didukung oleh bank koresponden yang berjumlah 1195 bank koresponden guna mendukung 1.296 jaringan kantor cabang dalam negeri dan 5 kantor cabang luar negeri yang dimiliki bank berlambang pita emas ini.
Volume transaksi trade finance Mandiri mencapai US$ 10,226 juta
HONG KONG. Bank beraset terbesar di Indonesia yakni Bank Mandiri membukukan volume trade finance (unaudited) sepanjang tahun 2010 senilai US$ 10,226 juta atau naik 5,4% dibandingkan tahun sebelumnya. Kenaikkan ini didorong oleh peningkatan penguasaan pangsa pasar Mandiri di segmen ini, yakni 20% untuk bank garansi, 21% di bisnis transaksi ekspor, dan 12% transaksi impor.Mansyur S Nasution, Executive Vice President Coodinator Consumer Finance Mandiri mengatakan, di tengah krisis global, perdagangan dalam negeri justru menampakkan pertumbuhan yang cukup siginifkan, "Layanan perdagangan Mandiri di tahun 2010 didominasi oleh surat kredit berdokumen dalam negeri (SKBDN) dan bank garansi yang mencapai 80% dari total trade," kata Mansyur S Nasution, Kamis (24/3) Mansyur bilang, sekitar 90% transaksi ekspor impor Indonesia dilakukan dengan remittance (non L/C), sehingga bank berplat merah ini melengkapi layanan trade-nya dengan produk supply chain financing dan produk pembiayaan non L/C. Mandiri diuntungkan dengan keunggulan dominasinya di customer base segmen korporasi ketika memberikan solusi Supply Chain Financing. “Dengan solusi Supply Chain Financing, kami ingin menjadi mitra bisnis yang memberikan nilai tambah bagi nasabah, baik dari sisi Buyer maupun Supplier. Solusi ini memungkinkan nasabah korporasi kami yang bertindak sebagai buyer untuk mendapatkan fleksibilitas dalam penetapan Terms of Payment tanpa mengorbankan cash flow pihak seller atau supplier karena seller atau supplier mendapatkan akses percepatan pembayaran tagihan yang telah diakseptasi dari bank” tutur Mansyur. Bisnis trade finance Mandiri sejauh ini telah didukung oleh bank koresponden yang berjumlah 1195 bank koresponden guna mendukung 1.296 jaringan kantor cabang dalam negeri dan 5 kantor cabang luar negeri yang dimiliki bank berlambang pita emas ini.