KONTAN.CO.ID - BANDUNG. Gelombang tsunami yang datang tiba-tiba di beberapa daerah di pesisir Selat Sunda telah menelan ratusan korban jiwa. Berdasarkan data sementara yang dihimpun posko BNPB hingga Minggu (23/12) pukul 16.00 WIB, tercatat 222 orang meninggal dunia, 843 orang luka-luka dan 28 orang hilang. Gelombang tsunami ini menimbulkan banyak pertanyaan, apa penyebab sebenarnya. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika menduga ada dua peristiwa yang memungkinkan menjadi pemicu gelombang tsunami di sekitar Selat Sunda tersebut, yakni aktivitas erupsi Gunung Anak Krakatau dan gelombang tinggi akibat faktor cuaca di perairan Selat Sunda. Namun hal itu pun masih dalam penyelidikan oleh pihak tertentu. Sementara itu, Volkanolog ITB Dr Mirzam Abdurachman dalam keterangan tertulisnya mengatakan bahwa aktivitas Gunung Anak Krakatau ini terus menggeliat akhir-akhir ini, lebih dari 400 letusan kecil terjadi dalam beberapa bulan terakhir.
Vulkanolog ITB menjelaskan soal 4 kemungkinan penyebab tsunami Selat Sunda
KONTAN.CO.ID - BANDUNG. Gelombang tsunami yang datang tiba-tiba di beberapa daerah di pesisir Selat Sunda telah menelan ratusan korban jiwa. Berdasarkan data sementara yang dihimpun posko BNPB hingga Minggu (23/12) pukul 16.00 WIB, tercatat 222 orang meninggal dunia, 843 orang luka-luka dan 28 orang hilang. Gelombang tsunami ini menimbulkan banyak pertanyaan, apa penyebab sebenarnya. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika menduga ada dua peristiwa yang memungkinkan menjadi pemicu gelombang tsunami di sekitar Selat Sunda tersebut, yakni aktivitas erupsi Gunung Anak Krakatau dan gelombang tinggi akibat faktor cuaca di perairan Selat Sunda. Namun hal itu pun masih dalam penyelidikan oleh pihak tertentu. Sementara itu, Volkanolog ITB Dr Mirzam Abdurachman dalam keterangan tertulisnya mengatakan bahwa aktivitas Gunung Anak Krakatau ini terus menggeliat akhir-akhir ini, lebih dari 400 letusan kecil terjadi dalam beberapa bulan terakhir.