VW cari pemasok komponen otomotif lokal



JAKARTA. Pabrikan otomotif asal Jerman, Volkswagen AG (VW), sudah memastikan akan berinvestasi di Indonesia. Saat ini, Volkswagen masih mencari dan menjajaki pemasok lokal untuk memasok kebutuhan komponen otomotif bagi pabrik perakitan yang ada di Indonesia.

Andrew Nasuri, Chief Executive Officer PT Garuda Mataram Motor selaku agen pemegang merek Volkswagen   menyatakan, proses pencarian pemasok lokal serta tenaga kerja butuh waktu yang cukup lama. "Tidak mudah mencari pemasok yang bisa memenuhi kualitas mobil sekelas VW, jadi kami belum bisa menentukan kapan pabrik VW bisa dibangun," katanya kemarin.

Andrew juga belum bisa memastikan perkiraan nilai investasi untuk membangun pabrik VW akibat  sangat tergantung rantai pemasok komponen otomotif. Sebelumnya, VW sempat mengumumkan akan membenamkan investasi US$ 140 juta untuk membangun pabrik. Tapi menurut Andrew, angka tersebut sudah membengkak.


Yang jelas, dalam membangun pabrik ini, pihak VW menggandeng PT Indomobil Sukses International Tbk (IMAS). Pihak Indomobil sudah menyediakan lahan untuk membangun pabrik VW seluas 60 hektare di Kawasan Bukit Indah, Cikampek, Jawa Barat. Menurutnya, lahan ini siap  dibangun. Tinggal menunggu langkah VW AG.

VW memang berminat  membangun pabrik perakitan di Indonesia. Pasalnya, beberapa mobil Eropa seperti BMW atau Mercedes-Benz telah lebih dulu merakit mobil di Indonesia sehingga dapat memberikan harga yang lebih terjangkau. Asal tahu saja, perbandingan harga mobil Eropa yang dirakit di Indonesia dengan mobil impor bisa berkisar Rp 100 juta. Pasalnya, pajak kendaraan rakitan di Indonesia sebesar 20%.

Sambil menunggu pembangunan pabrik, VW akan mengandalkan produk  sport utility vehicle (SUV) Tiguan yang baru meluncur Maret lalu. Garuda Motor berharap, adanya Tiguan bisa menggenjot penjualan VW di pasar domestik melesat 150% menjadi 3.000 unit sampai akhir tahun ini. Tahun lalu, mobil VW terjual 1.500 unit. Untuk itu, Garuda siap menambah dealer baru tahun ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Markus Sumartomjon