KONTAN.CO.ID - JAKARTA. BAGI pecinta mobil, nama Volkswagen (VW) tentu tidak asing. Mobil pabrikan Jerman ini punya keunikan dibandingkan dengan mobil pada umumnya. Mobil VW keluaran zaman dulu terkenal dengan mesin yang berada bagian belakang kendaraan. Sedang posisi mesin mobil kebanyakan ada di bagian depan. Selain itu, VW juga tidak memiliki radiator. Keunikan inilah yang membuat VW antik tak hanya diminati oleh orang-orang tua. Anak-anak muda pun juga menggandrungi mobil tersebut. Mereka tergabung di salah satu komunitas pecinta VW. Nama komunitasnya adalah: VWeekenders yang kerap membawa VW antik berkeliaran di jalan terutama saban akhir pekan.
"VWeekenders bentuknya movement (gerakan). Jadi, kami bikin orang punya kebiasaan mengeluarkan mobil VW mereka saat
weekend atau akhir pekan," ungkap Ernest Yudhistira Lintang,
Co-Founder VWeekenders, Jumat (25/5). Gerakan yang bermula pada 2015 ini membantu meningkatkan daya tarik bagi VW antik. Sebelumnya, banyak pemilik VW lawas yang hanya mengeluarkan mobil mereka pada agenda tertentu, yang biasanya cuma satu tahun sekali. Sekali kumpul, VWeekenders bisa mendatangkan lebih dari 30 mobil VW antik. Jenisnya pun beraneka macam, tapi hampir semuanya adalah VW klasik. Memang, Ernest bilang, sempat ada yang menggunakan mobil keluaran baru, VW Golf, saat kumpul VWeekenders. Namun tetap, mayoritas yang datang masih berjenis VW Beatle atau yang populer di Indonesia dengan julukan VW kodok. Bisa untuk investasi Meski rata-rata mobil tua, perawatan VW tidak terlalu sulit. Maklum, masalah umur kerap jadi masalah utama mengingat kendaraan tersebut tidak baru lagi. Untuk itu, mengganti onderdil menjadi pilihan satu-satunya untuk menjamin mobil kembali nyaman digunakan. Mencari aksesori dan onderdil VW antik pun paling gampang dibanding mobil klasik lain. "Kalau onderdil VW di Indonesia ada yang bikin, seperti di Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, untuk reproduksi. Jadi, kalau untuk mobil klasik, menurut saya, sampai saat ini paling murah dan gampang dicari, ya, VW," klaim Ernest. Harga termurah onderdil VW antik adalah busi, dengan harga Rp 50.000 per buah. Sedangkan untuk yang termahal ialah berupa kaca depan VW original Jerman yang bisa mencapai di atas Rp 3 juta.
Dan saat ini, kenaikan harga VW antik cukup signifikan sehingga bisa menjadi barang investasi. Tengok saja, VW Combi buatan 1973 milik Ernest sempat ditawar seharga Rp 120 juta. Padahal dulu, ia membeli mobil itu hanya Rp 10 juta. Meski ketertarikan terhadap VW klasik semakin tinggi di Indonesia, keinginan para pemilik untuk menjual mobil rakyat--arti Volkswagen dalam bahasa Jerman--ini semakin turun. "Keinginan untuk jual beli VW tidak seperti dulu," sebut Ernest. Padahal di masa lalu, Ernest mengungkapkan, transaksi jual beli VW antik marak. Sekarang, para pemilik VW cenderung mempertahankan mobilnya. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Herlina Kartika Dewi