Wabah corona membayangi, simak prediksi IHSG hingga akhir tahun ini



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dihantam sentimen negatif sejak awal tahun 2020. Akibatnya, IHSG tercatat melemah 27,84%  secara year to date ke level 4.545,95 hingga penutupan perdagangan, Rabu (20/5).

Menilik kembali ke belakang, berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI),  IHSG terkoreksi hingga 5,71% ke level 5.940,05 di akhir Januari 2020. Koreksi terhadap IHSG masih terjadi di akhir Februari 2020 menjadi 5.452,7 atau menurun 13,44% year to date (ytd).

Pelemahan semakin dalam di Maret 2020. IHSG menurun hingga 27,95% sejak awal tahun ke level 4.538,93. Sepanjang bulan Maret 2020 saja, IHSG menurun drastis hingga 16,76% month on month (mom). Penurunan ini menjadi yang terdalam sepanjang tiga bulan pertama 2020.


Baca Juga: Masuk era new normal, begini saran racikan investasi pilihan para manajer investasi

Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana mengamati pelemahan IHSG di kuartal I 2020 diperberat oleh sentimen perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China di awal tahun. Ditambah lagi, kasus Covid-19 pertama terungkap di awal Maret 2020. Penyebaran Covid-19 ini menuntun pemerintah menerapkan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di beberapa wilayah di Indonesia.

"Adanya efek domino akibat kedua hal tersebut yakni perlambatan pertumbuhan ekonomi global dan juga rilis data ekonomi domestik Indonesia yang terbilang kurang baik," jelas Herditya ketika dihubungi Kontan.co.id, Rabu (20/5).

Tidak jauh berbeda, Mirae Aset Sekuritas dalam risetnya mengungkapkan, penerapan PSBB ini mengakibatkan pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) Indonesia sepanjang kuartal I 2020 anjlok menjadi 2,97% year on year (yoy). Angka ini jauh dari konsesus yang diekspektasikan mencapai 4%.  

Selain itu, penurunan pada aktivitas bisnis memicu indeks PMI manufaktur Indonesia turun menjadi 27,5 di bulan April 2020. Kontraksi terhadap indeks ini diprediksi akan berlanjut selama PSBB masih berlangsung. Emiten pun turut terpengaruh dengan laba yang berpotensi lebih rendah dari ekspkektasi.

"Kami notice bahwa pertumbuhan ekonomi yang lemah di kuartal I 2020 disebabkan melemahnya konsumsi rumah tangga sebagai kontribusi terbesar terhadap ekonomi," jelas Analis Mirae Aset Sekuritas Hariyanto Wijaya, Emma A. Fauni, dan Kevin Suryajaya dalam risetnya.

Walaupun IHSG menunjukkan penguatan di bulan April 2020, Mirae Aset Sekuritas mengamati penguatan tersebut terjadi setelah penurunan dalam di kuartal I 2020.

Penguatan masih diselimuti volatilitas yang tinggi, sebab tekanan dari investor asing yang masih besar.

"Selama IHSG belum mampu menembus 4.727 hingga 4.975, IHSG  memiliki beberapa skenario," jelas Herditya. Menurutnya, IHSG masih berpotensi terkoreksi ke area 4.100 hingga 4.300. Skenario terburuknya, IHSG akan membuat new low bila menembus 3.911.

 Asal tahu saja, di bulan April IHSG menguat 3,91% ke level 4.538,93. Jika dilihat sejak awal tahun hingga penutupan perdagangan di bulan April, IHSG masih mengalami koreksi hingga 25,13%.

Baca Juga: IHSG diprediksi lanjutkan pelemahan selepas libur Lebaran

Editor: Khomarul Hidayat