Wabah PMK Tidak Mempengaruhi Pasokan Bahan Baku dan Kualitas Susu Produksi Cimory



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Cisarua Mountain Dairy Tbk (CMRY) menyatakan jika wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) yang menyerang hewan ternak tidak mempengaruhi kualitas produknya.

Perusahaan produsen minuman yogurt ini, mengungkapkan pihaknya juga bekerjasama dengan Gabungan Koperasi Susu Indonesia (GKSI) untuk menjaga pasokan bahan baku berupa susu dengan kualitas baik di tengah wabah PMK.

"Secara kualitas, wabah PMK tidak mempengaruhi kualitas produk kami, karena kami menerapkan standar mutu yang sangat ketat. Mengenai pasokan bahan baku, tentunya kami bekerjasama dengan dengan banyak koperasi GKSI di seluruh Indonesia. Sebagian anggota kami terpengaruh secara volume, karena jika sapinya kena wabah PMK, maka produksi susunya turun," jelas Direktur Utama CMRY Farrel Sutantio kepada Kontan, Selasa (2/8).


Baca Juga: Laba Bersih Cimory (CMRY) Tumbuh 59,43% di Semester I 2022

Pihaknya tidak menggambarkan kondisi pasokan dan kapasitas produksinya hingga semester I 2022. Namun demikian, pihaknya menjabarkan jika baru saja meluncurkan produk baru yaitu Cimory Squeeze Brown Sugar dan penerimaan masyarakat terhadap produk baru tersebut sangat baik.

Tak hanya itu, dalam waktu dekat CMRY juga akan meluncurkan produk terbaru susu UHT varian coklat. Pihaknya berharap peluncuran produk-produk baru ini dapat berdampak positif kepada kinerja Perusahaan.

Pertumbuhan positif yang dituai pada 2021 berada di atas ekspektasi perseroan, begitu pula capaian di semester I 2022. Meski tidak mengungkapkan target penjualan tahun ini, Farell optimistis kinerja bisa melanjutkan pertumbuhan. Ia mengatakan, secara historis perusahaan, pihaknya bisa bertumbuh sekitar 25% sampai 30% per tahun secara berkelanjutan dan ini yang coba direalisasikan.

 
CMRY Chart by TradingView

Pada semester I 2022 ini, produsen minuman Cimory ini membukukan pertumbuhan laba bersih 59,43% menjadi Rp 581,11 miliar. Naiknya laba bersih didorong pertumbuhan pendapatan Cimory sebesar 98,10% menjadi Rp 3,13 triliun hingga Juni 2022. Sebagai pembanding, penjualan Cimory pada Juni 2021 sebesar Rp 1,58 triliun.

Pihaknya juga berencana untuk merambah pasar general trade atau GT serta modern trade. Saat ini Perseroan mengutamakan untuk bekerjasama dengan distributor pihak ketiga dan untuk saat ini, CMRY tidak berencana untuk membuka cabang di kota-kota tier 2 atau tier 3.

"Sejauh ini, target penjualan masih on track. Kami melihat di beberapa segmen tertentu seperti susu UHT, penerimaan pasar terhadap produk kami sangat baik," tutupnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .