JAKARTA. Rencana pemerintah membatasi ekspor gas masih menimbulkan pro dan kontra. Pasalnya, di satu sisi, kebijakan ini dinilai bisa memenuhi kebutuhan gas untuk industri di dalam negeri. Namun, di sisi yang lain, pembatasan ekspor gas juga dianggap akan memangkas pendapatan negara dari ekspor gas. Natsir Mansyur, Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) mengatakan, belakangan ini kebutuhan gas di dalam negeri, khususnya untuk industri terus meningkat. Karena itu, pembatasan ekspor gas bisa menjadi solusi untuk memenuhi kebutuhan suplai gas industri domestik. Namun, Natsir berharap, pembatasan ekspor gas diikuti kebijakan strategis lainnya. Misalnya, kebijakan pengalokasian jatah gas. Dia meminta, suplai gas juga perlu dialokasikan untuk kebutuhan pembangunan smelter. "Kami sudah mengusulkan agar selain disuplai ke pupuk dan industri, gas untuk smelter juga dimasukkan dalam neraca gas," kata Natsir, Minggu (15/6).
Wacana pembatasan ekspor gas timbulkan pro kontra
JAKARTA. Rencana pemerintah membatasi ekspor gas masih menimbulkan pro dan kontra. Pasalnya, di satu sisi, kebijakan ini dinilai bisa memenuhi kebutuhan gas untuk industri di dalam negeri. Namun, di sisi yang lain, pembatasan ekspor gas juga dianggap akan memangkas pendapatan negara dari ekspor gas. Natsir Mansyur, Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) mengatakan, belakangan ini kebutuhan gas di dalam negeri, khususnya untuk industri terus meningkat. Karena itu, pembatasan ekspor gas bisa menjadi solusi untuk memenuhi kebutuhan suplai gas industri domestik. Namun, Natsir berharap, pembatasan ekspor gas diikuti kebijakan strategis lainnya. Misalnya, kebijakan pengalokasian jatah gas. Dia meminta, suplai gas juga perlu dialokasikan untuk kebutuhan pembangunan smelter. "Kami sudah mengusulkan agar selain disuplai ke pupuk dan industri, gas untuk smelter juga dimasukkan dalam neraca gas," kata Natsir, Minggu (15/6).