KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintahan Presiden Terpilih Prabowo Subianto tengah mempertimbangkan reformasi besar-besaran terhadap Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN), dengan salah satu opsi yang dipertimbangkan adalah penghapusan Kementerian BUMN dan pembentukan Badan Pengelola BUMN atau superholding. Menanggapi wacana tersebut, Dewan Pakar BUMNINC, Toto Pranoto, menyatakan bahwa perubahan kelembagaan dalam pengelolaan BUMN memerlukan kajian yang matang untuk memastikan efektivitas dan kinerja perusahaan-perusahaan negara ke depan. Menurut Toto Pranoto, ide untuk mendirikan Badan Pengelola BUMN ini mencerminkan upaya untuk meningkatkan kelincahan dan efisiensi pengelolaan BUMN. Dengan mengadopsi model superholding seperti Temasek di Singapura atau Khazanah di Malaysia, pengelolaan BUMN diharapkan bisa lebih otonom dan responsif terhadap dinamika pasar. “Model superholding menawarkan pendekatan hands-on ownership, di mana fokus utama berada pada pengelolaan portofolio, bukan operasi teknis,” ujar Toto kepada KONTAN, Rabu (9/10).
Wacana Reformasi Kementerian BUMN ke Superholding Perlu Dikaji Matang
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintahan Presiden Terpilih Prabowo Subianto tengah mempertimbangkan reformasi besar-besaran terhadap Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN), dengan salah satu opsi yang dipertimbangkan adalah penghapusan Kementerian BUMN dan pembentukan Badan Pengelola BUMN atau superholding. Menanggapi wacana tersebut, Dewan Pakar BUMNINC, Toto Pranoto, menyatakan bahwa perubahan kelembagaan dalam pengelolaan BUMN memerlukan kajian yang matang untuk memastikan efektivitas dan kinerja perusahaan-perusahaan negara ke depan. Menurut Toto Pranoto, ide untuk mendirikan Badan Pengelola BUMN ini mencerminkan upaya untuk meningkatkan kelincahan dan efisiensi pengelolaan BUMN. Dengan mengadopsi model superholding seperti Temasek di Singapura atau Khazanah di Malaysia, pengelolaan BUMN diharapkan bisa lebih otonom dan responsif terhadap dinamika pasar. “Model superholding menawarkan pendekatan hands-on ownership, di mana fokus utama berada pada pengelolaan portofolio, bukan operasi teknis,” ujar Toto kepada KONTAN, Rabu (9/10).