Waduh, Goldman tersandung isu bias gender



NEW YORK. Goldman Sachs Group Inc kini sedang tersandung masalah bias gender. Salah satu bank Wall Street dengan nilai profit tertinggi itu dituntut oleh tiga orang wanita. Kelompok wanita itu mengklaim, Goldman menerapkan budaya perusahaan yang sudah ketinggalan jaman karena masih membedakan upah dan promosi antara karyawan wanita dan pria. Tiga orang wanita tadi merupakan karyawan Goldman yang sudah bergabung selama enam tahun. Mereka adalah Lisa Parisi (48 tahun) mantan managing director asset management, Cristina Chen-Oster (39 tahun) mantan vice president convertible bonds, dan Shanna Orlich (30 tahun) mantan associate trading. Tujuan dari tuntutan ini adalah untuk menghukum dan mengahiri perlakuan bias gender oleh Goldman. Tuntutan tersebut diajukan pada Rabu (15/9) kemarin di pengadilan federal Manhattan. Dalam keluhan yang disampaikan tertulis, adanya perbedaan perlakuan tersebut membuat wanita kurang dihargai dalam manajemen Goldman. "Budaya ini sangat ketinggalan jaman. Goldman Sachs secara sengaja mengimplementasikan kebijakan ini guna membayar gaji pegawai pria lebih tinggi daripada wanita dan mempromosikan mereka lebih sering," demikian seperti yang tertulis dalam keluhan ke pengadilan.Menanggapi hal itu, Goldman secara tegas membantah. "Tuntutan ini sangat tidak berdasar," ujar Lucas van Praag, juru bicara Goldman via e-mail kepada AP. Dia menambahkan, saat ini, masyarakat sangat kritis atas bisnis yang dijalankan dan Goldman sudah melakukan berbagai usaha dalam rekrutmen pegawai.


Editor: Barratut Taqiyyah Rafie