Usaha yang mengincar kaum pehobi terbilang gampang-gampang susah. Begitu pula dengan bisnis mengelola bisnis mainan remote control. Anda mesti menjadi pehobi agar bisa mengikuti tren dan keinginan pasar. Pasar masih terbuka, lo.Ada anggapan bahwa sepanjang hidupnya, para lelaki selalu menjadi anak-anak. Buktinya, ketika anak cewek mulai berhenti bermain boneka saat menginjak dewasa, para pria masih saja suka mobil-mobilan. Karena itu, setiap kali jalan ke mal kita pasti mendapati banyak toko penjual mainan yang sebenarnya membidik pasar pria dewasa, bukan anak-anak. Salah satu mainan yang kini digandrungi banyak ASGB alias anak sudah gede banget adalah mainan dengan pengendali jarak jauh (remote control). Banyak orang menyebutnya “mainan RC”.Sempat booming tahun 2004 lalu kendur, kini mainan mengasyikkan ini meledak lagi. Mainan-mainan ini sebenarnya cuma versi canggih dari mainan kanak-kanak zaman dulu: miniatur pesawat, helikopter, mobil, sepeda motor, kapal selam, tank, dan lain-lain. Bedanya, semua mainan ini bisa dikendalikan dengan remote control. Berhubung anak-anak dewasa sudah bisa mencari uang saku sendiri, kegemaran mereka menjadi peluang bisnis yang menarik. Agung Suryo Dewanto, pemilik toko mainan RC Surabaya Hobby di Kota Pahlawan, memberi kesaksian meski tidak se-booming 5–6 tahun lalu, potensi pasar bisnis ini stabil. “Masih bisa mendapat margin 50%. Pesaing lebih banyak,” ujarnya, sembari mengenang masa-masa indah ketika bisa menyisir margin 100%.Pedagang mainan RC yang lain, Ninug Rahayu, yakin bisnis yang dia tekuni ini tidak gampang mati. “Bisnis ini, kan, sebenarnya menyasar ke pehobi,” kata pemilik toko Mainan Remote di Pondok Gede, Bekasi, Jawa Barat.Sebagai bukti atas keyakinannya, Ninug telah membuka toko “sungguhan” dari semula sekadar berjualan melalui internet. Kini dia memasok permintaan dagangan dari pembeli di Kalimantan, Sumatra, dan Papua. Rata-rata omzet yang dia catat mencapai Rp 30 juta–Rp 40 juta per bulan.Surabaya Hobby menggoreskan catatan penjualan yang lebih dahsyat, yakni Rp 300 juta–Rp 500 juta per bulan. Agung mengaku bisa mendapatkan keuntungan bersih antara 10% sampai 20%. Bermodal Rp 30 juta pada tahun 2004, kekayaan perusahaannya sekarang sudah mencapai Rp 3 miliar. “Kami terbilang pionir di bisnis ini, jadi pelanggan banyak. Kami pun menjadi distributor, tidak sekadar jualan ritel,” kata dia.Buka online dan offlineSebuah peluang bisnis yang menarik, bukan? Meski begitu, peluang ini paling cocok bagi mereka yang juga gemar mainan jenis ini. Sebagai pehobi, Anda akan mengetahui tren, seluk-beluk mainan, serta kondisi pasar yang berkembang. Bila modal yang Anda miliki tergolong mini, silakan menjajal bisnis ini dengan berjualan melalui internet (online). “Cukup efektif, kok, sebab para pencari mainan atau suku cadangnya biasanya mencari informasi di internet sebelum bertandang ke toko offline,” ujar Ninug, membagi pengalaman ketika mengawali bisnis ini. Dengan cara ini, Anda hanya perlu membayar sewa toko atau membeli perlengkapan gerai.Dua tahun lalu Ninug mengawali bisnis online-nya dengan bermodal Rp 20 juta–Rp 30 juta. Sekitar Rp 3 juta untuk belanja kemasan, membayar listrik, dan berlangganan internet. Oh, iya, tentu Anda harus memiliki komputer.Meski sukses di internet, Agung punya saran tambahan. “Kalau sudah berjalan, ada baiknya memiliki gerai. Cukup ukuran 1 meter x 2 meter sebagai ruang pamer, pengenalan pada konsumen baru,” ujar dia. Kalau gudang, sih, gunakan saja sisa ruang di rumah.Pusat perbelanjaan modern paling tepat sebagai ruang pamer, karena pengunjung yang datang sesuai dengan target pasar mainan mahal ini. Sekadar gambaran, sewa lokasi sesempit itu di Plaza Pondok Gede Bekasi mencapai Rp 3 juta per bulan. Untuk mengisi, Anda hanya perlu membeli perlengkapan gerai. Modal Rp 6 juta cukup untuk membeli rak, etalase, dan perkakas servis. “Cukup mempekerjakan seorang karyawan yang tahu sedikit mekanika sambil kita ajari,” ujar Ninug. Belanja per bulan sekitar Rp 20 juta sampai Rp 25 juta. Pengeluaran per bulan Rp 5 juta untuk sewa tempat, gaji karyawan, dan bayar listrik.Jual barang yang larisJika Anda berancang-ancang membuka gerai yang lebih besar dan luas, mungkin kondisi Surabaya Hobby lebih cocok menjadi acuan. Toko milik Agung ini mempekerjakan delapan karyawan. Untuk operasional, seperti gaji karyawan, bayar listrik, promosi, beli alat tulis, Agung keluar ongkos Rp 40 juta per bulan. Adapun untuk belanja per bulan mencapai Rp 200 juta hingga Rp 250 juta. Sewa ruko sebagai lokasi usaha Rp 50 juta per tahun.Sebagai pemula, Anda tak perlu menyediakan barang lengkap. “Barang yang akan kita jual berkembang mengikuti permintaan pasar. Kalau bisnis sudah berjalan, baru tambah produk yang lain,” kata Agung.Ninug juga demikian, dia hanya menjual barang yang laku di best selling, seperti helikopter. Produk-produk yang Anda jual sebaiknya memiliki suku cadang yang mudah didapat dan dijual toko. Ini penting karena pertimbangan konsumen membeli mainan hobi mencakup kemudahan ini.Selain itu, tawarkan juga layanan perbaikan atau servis. Ini penting, mainan helikopter sangat rentan rusak karena terjatuh. Supaya konsumen tidak kapok membeli mainan ini, kita harus siapkan jasa “bengkel”.Pertanyaan sekarang: ke mana Anda harus kulakan? Silakan berburu barang dari para distributor mainan seperti Surabaya Hobby, Avion RC Hobby Shop (Yogyakarta), atau distributor lain. Agung sendiri mengaku kulakan barang dari China, Singapura, dan Filipina. “Saya ada kenalan di sana. Awalnya saya hanya order via online saja,” katanya. Terakhir, persaingan bisnis ini memang ketat, terutama di ranah online. Silakan ambil margin 15%–20%. Usahakan dekat dengan konsumen atau pelanggan. Bermainlah dengan mereka seperti teman sehobi, bukan seperti pedagang. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Wah, ada peluang bisis dari jiwa kanak-kanak kaum adam
Usaha yang mengincar kaum pehobi terbilang gampang-gampang susah. Begitu pula dengan bisnis mengelola bisnis mainan remote control. Anda mesti menjadi pehobi agar bisa mengikuti tren dan keinginan pasar. Pasar masih terbuka, lo.Ada anggapan bahwa sepanjang hidupnya, para lelaki selalu menjadi anak-anak. Buktinya, ketika anak cewek mulai berhenti bermain boneka saat menginjak dewasa, para pria masih saja suka mobil-mobilan. Karena itu, setiap kali jalan ke mal kita pasti mendapati banyak toko penjual mainan yang sebenarnya membidik pasar pria dewasa, bukan anak-anak. Salah satu mainan yang kini digandrungi banyak ASGB alias anak sudah gede banget adalah mainan dengan pengendali jarak jauh (remote control). Banyak orang menyebutnya “mainan RC”.Sempat booming tahun 2004 lalu kendur, kini mainan mengasyikkan ini meledak lagi. Mainan-mainan ini sebenarnya cuma versi canggih dari mainan kanak-kanak zaman dulu: miniatur pesawat, helikopter, mobil, sepeda motor, kapal selam, tank, dan lain-lain. Bedanya, semua mainan ini bisa dikendalikan dengan remote control. Berhubung anak-anak dewasa sudah bisa mencari uang saku sendiri, kegemaran mereka menjadi peluang bisnis yang menarik. Agung Suryo Dewanto, pemilik toko mainan RC Surabaya Hobby di Kota Pahlawan, memberi kesaksian meski tidak se-booming 5–6 tahun lalu, potensi pasar bisnis ini stabil. “Masih bisa mendapat margin 50%. Pesaing lebih banyak,” ujarnya, sembari mengenang masa-masa indah ketika bisa menyisir margin 100%.Pedagang mainan RC yang lain, Ninug Rahayu, yakin bisnis yang dia tekuni ini tidak gampang mati. “Bisnis ini, kan, sebenarnya menyasar ke pehobi,” kata pemilik toko Mainan Remote di Pondok Gede, Bekasi, Jawa Barat.Sebagai bukti atas keyakinannya, Ninug telah membuka toko “sungguhan” dari semula sekadar berjualan melalui internet. Kini dia memasok permintaan dagangan dari pembeli di Kalimantan, Sumatra, dan Papua. Rata-rata omzet yang dia catat mencapai Rp 30 juta–Rp 40 juta per bulan.Surabaya Hobby menggoreskan catatan penjualan yang lebih dahsyat, yakni Rp 300 juta–Rp 500 juta per bulan. Agung mengaku bisa mendapatkan keuntungan bersih antara 10% sampai 20%. Bermodal Rp 30 juta pada tahun 2004, kekayaan perusahaannya sekarang sudah mencapai Rp 3 miliar. “Kami terbilang pionir di bisnis ini, jadi pelanggan banyak. Kami pun menjadi distributor, tidak sekadar jualan ritel,” kata dia.Buka online dan offlineSebuah peluang bisnis yang menarik, bukan? Meski begitu, peluang ini paling cocok bagi mereka yang juga gemar mainan jenis ini. Sebagai pehobi, Anda akan mengetahui tren, seluk-beluk mainan, serta kondisi pasar yang berkembang. Bila modal yang Anda miliki tergolong mini, silakan menjajal bisnis ini dengan berjualan melalui internet (online). “Cukup efektif, kok, sebab para pencari mainan atau suku cadangnya biasanya mencari informasi di internet sebelum bertandang ke toko offline,” ujar Ninug, membagi pengalaman ketika mengawali bisnis ini. Dengan cara ini, Anda hanya perlu membayar sewa toko atau membeli perlengkapan gerai.Dua tahun lalu Ninug mengawali bisnis online-nya dengan bermodal Rp 20 juta–Rp 30 juta. Sekitar Rp 3 juta untuk belanja kemasan, membayar listrik, dan berlangganan internet. Oh, iya, tentu Anda harus memiliki komputer.Meski sukses di internet, Agung punya saran tambahan. “Kalau sudah berjalan, ada baiknya memiliki gerai. Cukup ukuran 1 meter x 2 meter sebagai ruang pamer, pengenalan pada konsumen baru,” ujar dia. Kalau gudang, sih, gunakan saja sisa ruang di rumah.Pusat perbelanjaan modern paling tepat sebagai ruang pamer, karena pengunjung yang datang sesuai dengan target pasar mainan mahal ini. Sekadar gambaran, sewa lokasi sesempit itu di Plaza Pondok Gede Bekasi mencapai Rp 3 juta per bulan. Untuk mengisi, Anda hanya perlu membeli perlengkapan gerai. Modal Rp 6 juta cukup untuk membeli rak, etalase, dan perkakas servis. “Cukup mempekerjakan seorang karyawan yang tahu sedikit mekanika sambil kita ajari,” ujar Ninug. Belanja per bulan sekitar Rp 20 juta sampai Rp 25 juta. Pengeluaran per bulan Rp 5 juta untuk sewa tempat, gaji karyawan, dan bayar listrik.Jual barang yang larisJika Anda berancang-ancang membuka gerai yang lebih besar dan luas, mungkin kondisi Surabaya Hobby lebih cocok menjadi acuan. Toko milik Agung ini mempekerjakan delapan karyawan. Untuk operasional, seperti gaji karyawan, bayar listrik, promosi, beli alat tulis, Agung keluar ongkos Rp 40 juta per bulan. Adapun untuk belanja per bulan mencapai Rp 200 juta hingga Rp 250 juta. Sewa ruko sebagai lokasi usaha Rp 50 juta per tahun.Sebagai pemula, Anda tak perlu menyediakan barang lengkap. “Barang yang akan kita jual berkembang mengikuti permintaan pasar. Kalau bisnis sudah berjalan, baru tambah produk yang lain,” kata Agung.Ninug juga demikian, dia hanya menjual barang yang laku di best selling, seperti helikopter. Produk-produk yang Anda jual sebaiknya memiliki suku cadang yang mudah didapat dan dijual toko. Ini penting karena pertimbangan konsumen membeli mainan hobi mencakup kemudahan ini.Selain itu, tawarkan juga layanan perbaikan atau servis. Ini penting, mainan helikopter sangat rentan rusak karena terjatuh. Supaya konsumen tidak kapok membeli mainan ini, kita harus siapkan jasa “bengkel”.Pertanyaan sekarang: ke mana Anda harus kulakan? Silakan berburu barang dari para distributor mainan seperti Surabaya Hobby, Avion RC Hobby Shop (Yogyakarta), atau distributor lain. Agung sendiri mengaku kulakan barang dari China, Singapura, dan Filipina. “Saya ada kenalan di sana. Awalnya saya hanya order via online saja,” katanya. Terakhir, persaingan bisnis ini memang ketat, terutama di ranah online. Silakan ambil margin 15%–20%. Usahakan dekat dengan konsumen atau pelanggan. Bermainlah dengan mereka seperti teman sehobi, bukan seperti pedagang. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News