TOKYO. Dampak jejaring sosial seperti twitter terhadap penyebarluasan informasi tidak bisa dianggap remeh. Tengok saja langkah Jepang yang menggunakan twitter untuk mempromosikan obligasi negaranya. Kementerian Keuangan Jepang sejak bulan ini membuat akun dengan nama @Kokusai_ Sensei atau Dr. JGB untuk mempromosikan obligasi negara ini. Sebab, banyak investor domestik Jepang yang lari ke produk investasi lainnya karena mengejar keuntungan yang lebih tinggi, dibanding return obligasi Jepang yang dianggap sangat rendah. Parlemen Jepang kemarin memutuskan untuk memperpanjang waktu bagi Perdana Menteri Naoto Kan mencari persetujuan untuk penjualan obligasi, sebelum ia mundur dari jabatannya. Beban utang negara ini meningkat dua kali lipat, sehingga pencarian dana segar menjadi sebuah kebutuhan untuk mendanai pembangunan Jepang setelah gempa Maret lalu. Data dari Bank of Japan menyebutkan, Investor domestik hanya memegang 31 triliun yen atau sebesar US$ 386 miliar obligasi pemerintah dalam tiga bulan yang berakhir pada 31 Maret 2011. Angka ini merupakan yang terendah dalam lima tahun. Sementara, deposito mata uang asing meningkat menjadi 5,6 triliun yen, mendekati rekor tertinggi dalam enam tahun. "Perpindahan aliran dana dari obligasi ke mata uang asing merefleksikan betapa rendahnya suku bunga Jepang. Ini merupakan tren jangka panjang, orang menghindari kepemilikan aset dengan mendekap yen," ujar Azusa Kato ekonom BNP Paribas di Tokyo. Dalam akun twitter ini, Dr. JGB memastikan bahwa para pemegang obligasi akan tetep aman jika ternyata obligasi mengalami gagal bayar bahkan jika institusi keuangan bangkrut. Kicauan perdana akun Dr. JGB menjelaskan obligasi Jepang dengan tenor 10 tahun ini memiliki kupon 0,77% per tahun. "Penting bagi kami untuk mempromosikan obligasi ini secara personal, karena akan meningkatkan kepercayaan investor yang akan membantu menstabilkan yield," ujar Seiichi Kobayashi Direktur Kebijakan Manajemen Utang Kementerian Keuangan Jepang. Kobayashi mengklaim, mereka mendapatkan banyak respons positif tentang ini. Akun Dr. JGB saat ini telah memiliki lebih dari 200 pengikut atau followers.
Wah, akun Twitter juga dipakai buat jualan obligasi oleh Pemerintah Jepang
TOKYO. Dampak jejaring sosial seperti twitter terhadap penyebarluasan informasi tidak bisa dianggap remeh. Tengok saja langkah Jepang yang menggunakan twitter untuk mempromosikan obligasi negaranya. Kementerian Keuangan Jepang sejak bulan ini membuat akun dengan nama @Kokusai_ Sensei atau Dr. JGB untuk mempromosikan obligasi negara ini. Sebab, banyak investor domestik Jepang yang lari ke produk investasi lainnya karena mengejar keuntungan yang lebih tinggi, dibanding return obligasi Jepang yang dianggap sangat rendah. Parlemen Jepang kemarin memutuskan untuk memperpanjang waktu bagi Perdana Menteri Naoto Kan mencari persetujuan untuk penjualan obligasi, sebelum ia mundur dari jabatannya. Beban utang negara ini meningkat dua kali lipat, sehingga pencarian dana segar menjadi sebuah kebutuhan untuk mendanai pembangunan Jepang setelah gempa Maret lalu. Data dari Bank of Japan menyebutkan, Investor domestik hanya memegang 31 triliun yen atau sebesar US$ 386 miliar obligasi pemerintah dalam tiga bulan yang berakhir pada 31 Maret 2011. Angka ini merupakan yang terendah dalam lima tahun. Sementara, deposito mata uang asing meningkat menjadi 5,6 triliun yen, mendekati rekor tertinggi dalam enam tahun. "Perpindahan aliran dana dari obligasi ke mata uang asing merefleksikan betapa rendahnya suku bunga Jepang. Ini merupakan tren jangka panjang, orang menghindari kepemilikan aset dengan mendekap yen," ujar Azusa Kato ekonom BNP Paribas di Tokyo. Dalam akun twitter ini, Dr. JGB memastikan bahwa para pemegang obligasi akan tetep aman jika ternyata obligasi mengalami gagal bayar bahkan jika institusi keuangan bangkrut. Kicauan perdana akun Dr. JGB menjelaskan obligasi Jepang dengan tenor 10 tahun ini memiliki kupon 0,77% per tahun. "Penting bagi kami untuk mempromosikan obligasi ini secara personal, karena akan meningkatkan kepercayaan investor yang akan membantu menstabilkan yield," ujar Seiichi Kobayashi Direktur Kebijakan Manajemen Utang Kementerian Keuangan Jepang. Kobayashi mengklaim, mereka mendapatkan banyak respons positif tentang ini. Akun Dr. JGB saat ini telah memiliki lebih dari 200 pengikut atau followers.