KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Nasib mujur menyertai PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG) selama kuartal I 2020 kemarin. Bagian dari Grup Bakrie tersebut mencetak laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk alias laba bersih US$ 12,73 juta atau naik 68,83% year on year (yoy). Kenaikan laba bersih sejalan dengan pertumbuhan penjualan bersih sebesar 51,56% yoy menjadi US$ 79,66 juta. Adapun penyokong penjualan bersih yakni kenaikan produksi gas dari Blok Bentu di Riau, Sumatra. Kinerja bottom line ENRG juga tertopang penurunan pinjaman yang berdampak terhadap penyusutan beban bunga. ENRG masih merasa beruntung di tengah di tengah risiko pandemi Covid-19 dan penurunan harga minyak dunia. Pasalnya, lebih dari 90% jumlah produksi dan cadangannya dalam bentuk gas. "Gas memiliki harga jual yang lebih stabil dan jangka waktu kontrak yang lebih panjang dibandingkan dengan minyak yang harga jualnya cenderung lebih berfluktuasi," tulis Syailendra S. Bakrie, Direktur PT Energi Mega Persada Tbk dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (2/6).
Wah anak usaha Grup Bakrie ini untung di kuartal I
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Nasib mujur menyertai PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG) selama kuartal I 2020 kemarin. Bagian dari Grup Bakrie tersebut mencetak laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk alias laba bersih US$ 12,73 juta atau naik 68,83% year on year (yoy). Kenaikan laba bersih sejalan dengan pertumbuhan penjualan bersih sebesar 51,56% yoy menjadi US$ 79,66 juta. Adapun penyokong penjualan bersih yakni kenaikan produksi gas dari Blok Bentu di Riau, Sumatra. Kinerja bottom line ENRG juga tertopang penurunan pinjaman yang berdampak terhadap penyusutan beban bunga. ENRG masih merasa beruntung di tengah di tengah risiko pandemi Covid-19 dan penurunan harga minyak dunia. Pasalnya, lebih dari 90% jumlah produksi dan cadangannya dalam bentuk gas. "Gas memiliki harga jual yang lebih stabil dan jangka waktu kontrak yang lebih panjang dibandingkan dengan minyak yang harga jualnya cenderung lebih berfluktuasi," tulis Syailendra S. Bakrie, Direktur PT Energi Mega Persada Tbk dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (2/6).