DEPOK. Kawasan kampus Universitas Indonesia (UI), Depok, makin ramai dikelilingi hunian vertikal, terutama apartemen. Tingginya permintaan hunian sewa untuk kalangan mahasiswa di kawasan tersebut memicu pengembang berlomba-lomba menawarkan produk tersebut. Gurihnya bisnis apartemen menyasar kalangan mahasiswa di Indonesia memang marak, setidaknya 5 tahun belakangan. Tak terkecuali di kawasan Depok, terutama di sekitar kawasan belakang kampus UI. Demikian dikatakan Bayu Setiawan, Managing Director PT Diamond Land Development pada peletakkan batu pertama Dave Apartment di Kukusan, Depok, Sabtu (19/9). Bayu mengatakan, berdasarkan data yang diterimanya, setiap tahun ada sekitar 12.000 mahasiswa baru diterima di UI.
"Bahkan, tahun ini bertambah jadi 14.000, baik dari program diploma (vokasi), S-1, magister, maupun doktoral. Ini jelas potensi besar jika dikaitkan dengan kebutuhan sewa tempat tinggal, apalagi mahasiswa UI bukan hanya dari Jabodetabek," ujar Bayu. Potensi tersebut semakin diperkuat oleh temuan dari konsultan properti Cushman & Wakefield. Berdasarkan riset Cushman tahun lalu tingkat penjualan apartemen di kawasan Depok berada di atas angka 90 %. Kondisi pasar properti di kota ini masih under value dibandingkan Jakarta. "Baru sekitar 10 % kebutuhan apartemen mahasiswa yang bisa dipenuhi oleh pasar saat ini," ujarnya. Untuk itulah, Bayu optimistis proyek apartemen mahasiswa yang diluncurkannya bakal menuai penjualan manis. Dia yakin hal tersebut tidak terpengaruh kelesuan kondisi ekonomi saat ini. Dave Apartemen merupakan proyek apartemen membidik kalangan mahasiswa yang dibangun Diamond Land melalui anak perusahaannya, PT Diamond Citra Propertindo. Khusus proyek ini, Diamond hanya melansir 868 unit apartemen bertipe studio seharga Rp 300 juta. "Kami bangun 25 lantai dan sejak kami pasarkan pada Mei lalu yang sudah closing penjualannya mencapai 250 unit," kata Bayu. Menggiurkan Jauh sebelum Diamond Land membangun Dave Apartment, di Depok sudah lebih dulu berdiri beberapa apartemen dengan tujuan serupa, yaitu membidik kalangan mahasiswa. Rata-rata pengembang apartemen tersebut mereguk penjualan yang sangat signifikan. Sebutlah misalnya Apartemen Taman Melati I dan II yang dibangun PT Adhi Persada Properti di kawasan Margonda. Jika sekitar 800 unit apartemen Taman Melati I terjual habis, total 500 unit di Taman Melati II pun ludes terjual. Itu belum dihitung dengan ratusan unit yang dipasok dari Margonda Residence tahap I sampai V, Saladdin Mansion, Apartemen Depok Town Square dan lainnya. Tak hanya di Depok. Tren apartemen untuk mahasiswa juga semakin marak di Surabaya, terutama di Surabaya Timur. Hal ini terkait dengan lokasi kampus macam Intitut Teknologi Sepuluh November (ITS), Universitas Airlangga dan sejumlah perguruan tinggi swasta lainnya yang terkonsentrasi di sana.
Beberapa pengembang memanfaatkan peluang itu dengan membangun ribuan unit apartemen. Sebut saja PT Pakuwon Jati Tbk yang mengembangkan apartemen Educity sebanyak 3.500 unit dalam empat menara. Menyusul kemudian PT Adhi Persada Properti yang menggarap Grand Taman Melati senilai Rp 500 miliar sebanyak 1.053 unit. Di Bandung pun apartemen yang dikhususkan bagi pasar mahasiswa masih dianggap sebagai bisnis menjanjikan. Pengembang saling berebut lahan ini. Pasalnya, minat masyarakat demikian tinggi, terbukti kinerja penjualan apartemen-apartemen jenis ini menunjukkan tren positif. Taman Melati Jatinangor yang dikembangkan PT Adhi Persada Properti, misalnya. Apartemen yang dikelilingi kampus-kampus ternama macam Universitas Padjadjaran, Institut Teknologi Bandung, Institut Pemerintahan Dalam Negeri dan Institut Koperasi Indonesia, sudah terserap pasar sebanyak 70 % dari total 758 unit. Sementara itu, apartemen Taman Melati Margonda sudah terserap pasar 100 %. (Latief) Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Yudho Winarto