Wah, jumlah analis pasar modal masih minim



JAKARTA. Kebutuhan analis di pasar modal lokal sangatlah besar. Namun, jumlah analis yang ada saat ini masih jauh dari kata ideal.Sebenarnya, saat ini ada 3.000 analis berlisensi di berbagai perusahaan, baik itu perusahaan efek maupun perusahaan di sektor riil. Jumlah itu memang jauh lebih banyak jika dibandingkan dengan emiten yang tercatat di bursa, sebanyak 486 emiten.Namun, dari jumlah tersebut tidak semuanya menangani investor secara langsung. Jumlah analis pemegang sertifikat Certified Securities Analyst (CSA) saja saat ini hanya 126 analis. Analis yang benar-benar tersedia juga harus melayani jumlah investor yang saat ini tercatat sebanyak 408.000 investor.Belum lagi, dari 486 saham emiten, hanya ada 100 saham yang di-cover oleh para analis. Padahal, di luar angka 100 itu sebenarnya masih banyak saham yang kinerjanya juga bagus. "Jadi, rasionya memang benar-benar kecil," imbuh Haryajid Ramelan, Ketua Umum Asosiasi Analis Efek Indonesia (AAEI), saat kegiatan Wisuda CSA, (24/1).Kebutuhan akan analis kian kritis mengingat setiap tahunnya ada beberapa tambahan emiten baru. Tahun ini saja, BEI menargetkan ada 30 emiten baru. Artinya, jika setiap tahun jumlah analis tidak bertambah, maka semakin banyak juga sektor yang tidak di-cover analis.Atas dasar itu pula, AAEI menargetkan Indonesia setidaknya memiliki 1.000 analis pasar modal di akhir tahun 2014. Caranya, AAEI menjalin kerjasama dengan BEI, universitas terkemuka di Indonesia, dan ikatan alumni CSA yang bisa dijadikan wadah dan forum diskusi sehingga jangkauan analis bisa semakin luas."Kami juga buat standar profesi untuk analis sehingga mereka benar-benar memiliki kompetensi dan integritas," pungkas Haryajid.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Barratut Taqiyyah Rafie