JAKARTA. Perbankan mesti hati-hati menyalurkan kredit pemilikan rumah (KPR). Sebab, kredit bermasalah alias non performing loan (NPL) kredit pemilikan rumah tinggal maupun rumah toko (ruko) dan rumah kantor (rukan) meningkat. Mengutip Statistik Perbankan Indonesia yang dirilis Bank Indonesia (BI), per Agustus 2013, nilai kredit bermasalah di sektor KPR rumah tinggal mencapai sekitar Rp 6,62 triliun. Jumlah kredit bermasalah tersebut meningkat sekitar 48% dibanding dengan periode sama tahun 2012 yang senilai Rp 4,47 triliun. Alhasil, rasio NPL kredit rumah tinggal naik dari 2,27% pada Agustus 2012 menjadi 2,56%. Sedangkan nilai kredit bermasalah kredit pemilikan ruko dan rukan per Agustus 2013 naik 61% menjadi Rp 563 miliar ketimbang periode sama tahun 2012 yang sebesar Rp 348 miliar. Per Agustus 2013, rasio NPL kredit ruko dan rukan naik menjadi 2,32% dari sebelumnya 1,91% pada Agustus 2012.
Wah, kredit bermasalah KPR meningkat
JAKARTA. Perbankan mesti hati-hati menyalurkan kredit pemilikan rumah (KPR). Sebab, kredit bermasalah alias non performing loan (NPL) kredit pemilikan rumah tinggal maupun rumah toko (ruko) dan rumah kantor (rukan) meningkat. Mengutip Statistik Perbankan Indonesia yang dirilis Bank Indonesia (BI), per Agustus 2013, nilai kredit bermasalah di sektor KPR rumah tinggal mencapai sekitar Rp 6,62 triliun. Jumlah kredit bermasalah tersebut meningkat sekitar 48% dibanding dengan periode sama tahun 2012 yang senilai Rp 4,47 triliun. Alhasil, rasio NPL kredit rumah tinggal naik dari 2,27% pada Agustus 2012 menjadi 2,56%. Sedangkan nilai kredit bermasalah kredit pemilikan ruko dan rukan per Agustus 2013 naik 61% menjadi Rp 563 miliar ketimbang periode sama tahun 2012 yang sebesar Rp 348 miliar. Per Agustus 2013, rasio NPL kredit ruko dan rukan naik menjadi 2,32% dari sebelumnya 1,91% pada Agustus 2012.