BAGHDAD. Ratusan narapidana melarikan diri dari dua penjara di Irak setelah kelompok pria bersenjata menyerang dua lembaga pemasyarakatan di dekat Baghdad. Kerusuhan terjadi selama beberapa jam setelah penjara Abu Ghraib dan Taji diserang. Serangan mortir dan bom bunuh diri digunakan untuk mendapatkan jalan masuk ke penjara, menuju sel tahanan yang berisi napi al-Qaeda. Serangan itu dilakukan Minggu malam sekitar pukul 21.30 waktu setempat. Sejumlah pria bersenjata melemparkan mortir ke penjara, dan meledakkan bom mobil di pintu masuk. Sedikitnya 34 orang -sebagian besar personil keamanan- tewas dalam bentrokan yang pecah Minggu (21/07) malam waktu setempat itu.
Seorang anggota parlemen senior, Hakim Al-Zamili mengatakan, sekitar 500 tahanan melarikan diri dari penjara Abu Ghraib. “Sebagian besar adalah anggota senior al-Qaeda yang dijatuhi hukuman mati,” kata Al-Zamili kepada kantor berita Reuters. Pemerintah Irak awalnya membantah tahanan telah melarikan diri dalam serangan. Tetapi sekarang mengakui "beberapa" tahanan melarikan diri. Menteri Dalam Negeri Wissam al-Firaiji mengatakan para penyerang, yang ia sebut "teroris," adalah sekelompok pasukan bersenjata. "Serangan terhadap penjara Taji dilakukan oleh sembilan pelaku bom bunuh diri dan tiga bom mobil yang dikendarai oleh pelaku bom bunuh diri," katanya kepada wartawan. Al-Firaiji menambahkan, para penyerang juga melemparkan lebih dari 100 mortir. “Para tahanan sekarang sudah di bawah kendali,” imbuh dia. Ulah Al-Qaeda