KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pasar apartemen di Jakarta sepanjang tahun 2017 masih lesu sejalan dengan perkembangan bisnis properti. Pasalnya, tingkat penjualan unit apartemen sepanjang tahun ini mengalami penurunan dibandingkan tahun sebelumnya. Berdasarkan data konsultan properti Savills Indonesia, penjualan apartemen sepanjang tahun 2017 hanya mencapai 6.000 unit. Ini turun sekitar 40% dibandingkan penjualan tahun 2016 yang mencapai lebih dari 10.000 unit. Namun, data tersebut tidak memasukkan tidak memasukkan rumah susun yang dibangun pemerintah atau hunian Transit Oriented Development (TOD) yang dikembangkan di stasiun kereta api. Menurut Kepala Departemen Riset Savills Indonesia Anton Sitorus, penurunan penjualan tersebut diakibatkan karena harga apartemen di Jakarta sudah terlalu mahal sehingga banyak yang beralih untuk membeli di pinggiran Jakarta. "Memang kebanyakan penjualan kondominium strata title yang ramai saat ini adalah di luar Jakarta seperti Bekasi," kata Anton di Jakarta, Rabu (20/12). Selain karena harga yang sudah terlalu mahal, rendahnya penyerapan pasar apartemen di Jakarta sepanjang tahun ini sejalan dengan menurunnya peluncuran proyek-proyek baru dibandingkan tahun lalu. Pasokan apartemen baru yang diluncurkan hanya 12.900 unit atau sekitar 60% dari penambahan stok tahun 2016. Anton bilang, permintaan yang besar terjadi di Jakarta Barat karena masyarakatnya sudha familiar dengan apartemen. Sedangkan penyerapan paling rendah ada di Jakarta Timur karena masyarakatnya masih lebih memilih untuk tinggal di rumah tapak. Savills memperkirakan jumlah pasokan apartemen baru di Jakarta di rentang tahun 2018-20121 akan bertambah 70.000 unit lagi. Sementara pasokan existing saat ini mencapai 138.000 unit. Anton melihat, dengan kondisi harga yang semakin mahal maka prospek pasar apartemen di Jakarta tahun depan belum masih akan menurun. Apalagi, lanjutnya, dengan maraknya pembangunan infrastruktur di pinggiran Jakarta maka permintaan hunian vertikal akan lebih banyak di luar Jakarta yang harganya masih lebih terjangkau. Sementara Ferry Salanto, Senior Associate Director Research Colliers International Indonesia melihat, prospek apartemen yang menyasar end user akan tetap tumbuh di Jakarta karena memang kebutuhan akan hunian masih sangat besar seiring dengan pertumbuhan penduduknya.
Wah, penjualan apartemen di Jakarta nyungsep 40%
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pasar apartemen di Jakarta sepanjang tahun 2017 masih lesu sejalan dengan perkembangan bisnis properti. Pasalnya, tingkat penjualan unit apartemen sepanjang tahun ini mengalami penurunan dibandingkan tahun sebelumnya. Berdasarkan data konsultan properti Savills Indonesia, penjualan apartemen sepanjang tahun 2017 hanya mencapai 6.000 unit. Ini turun sekitar 40% dibandingkan penjualan tahun 2016 yang mencapai lebih dari 10.000 unit. Namun, data tersebut tidak memasukkan tidak memasukkan rumah susun yang dibangun pemerintah atau hunian Transit Oriented Development (TOD) yang dikembangkan di stasiun kereta api. Menurut Kepala Departemen Riset Savills Indonesia Anton Sitorus, penurunan penjualan tersebut diakibatkan karena harga apartemen di Jakarta sudah terlalu mahal sehingga banyak yang beralih untuk membeli di pinggiran Jakarta. "Memang kebanyakan penjualan kondominium strata title yang ramai saat ini adalah di luar Jakarta seperti Bekasi," kata Anton di Jakarta, Rabu (20/12). Selain karena harga yang sudah terlalu mahal, rendahnya penyerapan pasar apartemen di Jakarta sepanjang tahun ini sejalan dengan menurunnya peluncuran proyek-proyek baru dibandingkan tahun lalu. Pasokan apartemen baru yang diluncurkan hanya 12.900 unit atau sekitar 60% dari penambahan stok tahun 2016. Anton bilang, permintaan yang besar terjadi di Jakarta Barat karena masyarakatnya sudha familiar dengan apartemen. Sedangkan penyerapan paling rendah ada di Jakarta Timur karena masyarakatnya masih lebih memilih untuk tinggal di rumah tapak. Savills memperkirakan jumlah pasokan apartemen baru di Jakarta di rentang tahun 2018-20121 akan bertambah 70.000 unit lagi. Sementara pasokan existing saat ini mencapai 138.000 unit. Anton melihat, dengan kondisi harga yang semakin mahal maka prospek pasar apartemen di Jakarta tahun depan belum masih akan menurun. Apalagi, lanjutnya, dengan maraknya pembangunan infrastruktur di pinggiran Jakarta maka permintaan hunian vertikal akan lebih banyak di luar Jakarta yang harganya masih lebih terjangkau. Sementara Ferry Salanto, Senior Associate Director Research Colliers International Indonesia melihat, prospek apartemen yang menyasar end user akan tetap tumbuh di Jakarta karena memang kebutuhan akan hunian masih sangat besar seiring dengan pertumbuhan penduduknya.