JAKARTA. Lantaran pengiriman bahan bakar minyak (BBM) telat, PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) unit Timika pada Januari lalu membeli BBM dari polisi Resor Timika 30 ton. Jual beli BBM yang tak lazim itu diungkapkan oleh Vickner Sinaga, Direktur PLN Operasi Indonesia Timur. Vickner menceritakan, saat itu Indonesia timur lagi dilanda cuaca buruk. Akibatnya, pasokan BBM dari Tual, Maluku, terhambat masuk ke Timika. Daripada Timika gelap gulita, PLN pun melakukan segala upaya agar pembangkit listriknya tetap menghasilkan setrum. "Kami juga minta bantuan ke Pemda, Freeport, polisi, dan lainnya," ungkapnya saat rapat dengar pendapat dengan Komisi VII DPR di Jakarta, Kamis (23/2) lalu.Vickner menambahkan, saat itu PLN membeli membeli 70 ton BBM dari Freeport dan 30 ton BBM atau 400 drum BBM dari polisi.
Wah! PLN Timika membeli BBM di kantor polisi
JAKARTA. Lantaran pengiriman bahan bakar minyak (BBM) telat, PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) unit Timika pada Januari lalu membeli BBM dari polisi Resor Timika 30 ton. Jual beli BBM yang tak lazim itu diungkapkan oleh Vickner Sinaga, Direktur PLN Operasi Indonesia Timur. Vickner menceritakan, saat itu Indonesia timur lagi dilanda cuaca buruk. Akibatnya, pasokan BBM dari Tual, Maluku, terhambat masuk ke Timika. Daripada Timika gelap gulita, PLN pun melakukan segala upaya agar pembangkit listriknya tetap menghasilkan setrum. "Kami juga minta bantuan ke Pemda, Freeport, polisi, dan lainnya," ungkapnya saat rapat dengar pendapat dengan Komisi VII DPR di Jakarta, Kamis (23/2) lalu.Vickner menambahkan, saat itu PLN membeli membeli 70 ton BBM dari Freeport dan 30 ton BBM atau 400 drum BBM dari polisi.