LONDON. Perekonomian Eropa turut mempengaruhi outlook ekonomi Inggris. Sebagai bukti, Standard & Poor's memangkas outlook peringkat utang Inggris menjadi negatif. Berdasarkan pernyataan S&P di London tadi malam (13/12), outlook peringkat utang AAA Inggris direvisi dari posisi stabil. Hal itu menandakan ada sepertiga kemungkinan S&P akan kembali menurunkan peringkat utang dalam dua tahun ke depan. "Hal ini bisa terjadi jika perekonomian dan performa fiskal Inggris lebih rendah dari ekspektasi kami," kata S&P. Selain itu, lembaga pemeringkat internasional ini memprediksi, tingkat pertumbuhan Inggris akan melambat. Revisi yang dilakukan S&P meningkatkan tekanan pada Chancellor of the Exchequer George Osborne. Sebelumnya, Osborne berjanji kepada investor bahwa dia akan tetap menjalankan pengetatan fiskal terbesar sejak Perang DUnia II, meskipun ekonomi Inggris mengalami kontraksi. S&P meramal, rasio tingkat utang terhadap PDB (ratio of debt to gross domestic product) akan terus membengkak mencapai 92% pada 2015 mendatang.
Wah, S&P memangkas outlook peringkat utang Inggris
LONDON. Perekonomian Eropa turut mempengaruhi outlook ekonomi Inggris. Sebagai bukti, Standard & Poor's memangkas outlook peringkat utang Inggris menjadi negatif. Berdasarkan pernyataan S&P di London tadi malam (13/12), outlook peringkat utang AAA Inggris direvisi dari posisi stabil. Hal itu menandakan ada sepertiga kemungkinan S&P akan kembali menurunkan peringkat utang dalam dua tahun ke depan. "Hal ini bisa terjadi jika perekonomian dan performa fiskal Inggris lebih rendah dari ekspektasi kami," kata S&P. Selain itu, lembaga pemeringkat internasional ini memprediksi, tingkat pertumbuhan Inggris akan melambat. Revisi yang dilakukan S&P meningkatkan tekanan pada Chancellor of the Exchequer George Osborne. Sebelumnya, Osborne berjanji kepada investor bahwa dia akan tetap menjalankan pengetatan fiskal terbesar sejak Perang DUnia II, meskipun ekonomi Inggris mengalami kontraksi. S&P meramal, rasio tingkat utang terhadap PDB (ratio of debt to gross domestic product) akan terus membengkak mencapai 92% pada 2015 mendatang.