Wah, sukuk ritel laris Rp 5,8 triliun



JAKARTA. Pemerintah telah membuka penawaran surat utang negara berbasis syariah alias sukuk ritel pada Jumat (14/2) kemarin. Hingga Selasa (18/2), minat masyarakat untuk membeli instrumen yang diterbitkan pemerintah setahun sekali ini mencapai Rp 5,8 triliun.

Dirjen Pengelolaan Utang Kementerian Keuangan Robert Pakpahan mengatakan sudah ada sekitar 10.000 investor yang membeli sukuk ritel. "Kita harapkan target kita antara Rp 18 triliun-Rp 20 triliun tercapai," ujar Robert, Rabu (19/2).

Sekadar mengingatkan, masa penawaran sukuk ritel berlangsung pada 14 Februari hingga 28 Februari 2014 dengan tenor tiga tahun. Jatuh temponya sendiri adalah 5 Maret 2017. Dalam hal ini pemerintah membatasi target investor pembeli sukuk ritel, yakni hanya untuk warga negara Indonesia pribadi dan bukan perusahaan.


Menurut Robert, trend pembeli sukuk ritel masih sama dengan tahun kemarin. Yaitu didominasi karyawan swasta, wiraswasta dan ibu rumah tangga. Tahun lalu porsi pembeli karyawan swasta mencapai 35% dan wiraswasta sebesar 31%. Asal tahu saja, tawaran imbal hasil instrumen investasi ini memang menggiurkan. Pemerintah menawarkan tingkat imbalan tetap alias kupon senilai 8,75% per tahun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Asnil Amri