KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Asosiasi Petani Kakao (Askindo) menyebut sekarang produksi kakao dalam negeri sudah mulai membaik. Namun kondisi tersebut justru membuat petani lebih memilih untuk mengejar pasar ekspor karena harga jualnya lebih baik. Kondisi itu pun diakui oleh Ketua Umum Gabungan Pengusaha Makanan Minuman Seluruh Indonesia (GAPMMI) Adhi Lukman. Kata dia, sebagian industri mamin masih kesulitan dapat pasokan kakao karena harus bersaing dengan ekspor mentah. Per Juni 2024, industri masih mengikuti harga jual beli kakao mentah di kisaran US$ 8.000-US$ 9.000 per metrik ton sesuai dengan harga kakao dunia.
Namun kesulitan pasokan tidak dialami oleh emiten produsen kakao dan cokelat, PT Wahana Interfood Nusantara Tbk (
COCO). Sekretaris Perusahaan Wahana Interfood Nusantara Gendra Fachrurozi mengatakan pihaknya melakukan kontrak forward untuk komoditas kakao.
Baca Juga: Harga Kakao Dunia Cetak Rekor Tertinggi, Beban Emiten Produsen Cokelat Berat Sehingga, COCO sebagai produsen cokelat premium bisa mengamankan harga yang berfluktuasi saat ini. "Perseroan menetapkan harga cocoa untuk beli forward (produk 'beli sekarang, bayar nanti', yang memungkinkan Anda untuk 'menetapkan' nilai tukar pada tanggal tertentu di masa depan) sehingga Perseroan bisa mengamankan harga yang berfluktuasi saat ini," kata Gendra saat dikonfirmasi Kontan, Jumat (21/6). Gendra juga memastikan bahwa perseroan sejak lama sudah bekerja sama secara langsung dengan petani kakao dalam negeri. Karenanya, COCO tidak terdampak dengan kesulitan pasokan bahan baku saat ini. "Perseroan banyak bekerja sama dengan petani langsung, yang memang bisa memastikan sustainability dari suplai produk bahan baku ini kepada Perseroan," ungkapnya. Lebih lanjut, sepanjang kuartal pertama ini perseroan sudah dua kali menaikkan beberapa harga produk turunannya. Sayangnya, Gendra tidak menyebutkan kenaikan harga berlaku untuk jenis produk apa saja dan angka kenaikan dari produknya. Seperti diketahui, COCO memproduksi Courverture, Compound dan kakao bubuk. Dengan merk yang bervariasi yakni win schoko, D'Lanier, Winfill dan Bikoin.
"Saat ini Perseroan sudah menaikkan 2 (dua) kali kenaikan harga pada bulan April dan Mei. Namun harga komoditi cocoa ini cenderung mengalami penurunan pada bulan Juni ini dan Perseroan akan mereview kembali harga-harga tersebut," pungkasnya. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Anna Suci Perwitasari