Wait and See membalut pergerakan rupiah



JAKARTA. Peluang rupiah kembali koreksi di perdagangan besok masih terbuka mengingat perhatian pasar yang masih tertuju pada hasil rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia dua hari mendatang.

Di pasar spot, Selasa (19/7) posisi nilai tukar rupiah tergelincir tipis di hadapan 0,02% ke level Rp 13.089 per dollar AS dibanding hari sebelumnya. Berbeda, di kurs tengah Bank Indonesia valuasi rupiah terangkat 0,19% di level Rp 13.086 per dollar AS.

Josua Pardede, Ekonom Bank Permata pasar juga sedang menantikan rilis data perumahan AS. Sebelum RDGBI berlangsung dua hari lagi, pasar akan mencari arah dari sajian data ekonomi AS.


Data yang dinanti adalah izin bangunan dan pembangunan rumah baru. Keduanya diprediksi akan positif. “Jika sesuai dengan prediksi pasar maka USD akan prima dan sementara waktu bisa mengungguli mata uang lainnya yang berlawanan.

Menduga pergerakan Rabu (20/7) kans rupiah bergerak dalam rentang sempit dengan kecenderungan pelemahan masih ada. Selain imbas dari data AS bisa juga karena ketidakpastian pasar menduga arah suku bunga BI.

“Saat ini masih 50% - 50%, sebagian menduga pemangkasan akan terjadi, sisanya berekspektasi suku bunga ditahan,” imbuh Josua.

Ketidakpastian tidak hanya datang dari internal tapi juga eksternal. Sebab, pasar global sedang menyoroti rapat European Central Bank (ECB) yang akan berlangsung tengah pekan ini.

Penantian hasil rapat ECB pertama pasca Brexit ini juga memberikan keuntungan bagi USD untuk unggul. Karena diduga pasar euro akan tertekan mengingat peluang ECB kembali melonggarkan stimulus demi menjaga stabilitas ekonomi setelah hengkangnya Inggris.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto