Wajah suram mata uang Garuda



JAKARTA. Nilai tukar rupiah tersungkur di hadapan dollar Amerika Serikat (AS), Senin (27/2). Mata uang Garuda ditutup melemah 1,33% di posisi Rp 9.169 per dollar AS, berdasarkan kurs Bloomberg.

Sedangkan kurs tengah Bank Indonesia (BI) mencatat pelemahan 0,44% ke level Rp 9.110. Rupiah tidak berdaya menghadapi penguatan dollar AS yang tengah mendominasi mata uang dunia. "Permintaan dollar AS tengah tinggi di pasar global," kata Klara Pramesti, analis Bank BNI.

Indeks dollar AS menguat 0,15% ke posisi 78,55. Faktor global, menurut Klara, masih akan dominan menyetir arah pergerakan rupiah. Selain itu, sentimen dari dalam negeri juga memojokkan pamor rupiah. Isu kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) yang berpotensi menyulut inflasi masih menjadi penekan rupiah.


Albertus Christian, analis Monex Investindo Futures, menambahkan, dari sisi teknikal, USD/IDR berada di sinyal bearish. Ditambah sentimen inflasi dalam negeri, prospek rupiah makin suram. "Rupiah akan menguji level Rp 9.200, jika tembus bisa ke Rp 9.235," kata dia.

Klara memprediksi, BI akan langsung mengintervensi sehingga pelemahan rupiah akan terbatas di bawah Rp 9.125.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Asnil Amri