JAKARTA. Sempat berkibar pada awal tahun 2014, prospek emiten saham Grup Rajawali di pasar modal Indonesia kini mulai meredup. Salah satu indikator itu terlihat dari terlemparnya saham PT Express Transindo Utama Tbk (TAXI) dari indeks LQ45. Indeks saham ini meriung 45 saham paling likuid di Bursa Efek Indonesia. TAXI sempat menghuni indeks LQ45 selama periode Agustus 2014 sampai dengan Januari 2015. Dengan check out-nya TAXI, tak satupun emiten Grup Rajawali masuk indeks LQ45. Selama setahun terakhir, pergerakan saham TAXI cenderung menurun. Di awal 2014, harga saham TAXI sempat menyentuh Rp 1.780. Namun di akhir 2014, harga sahamnya melorot 34% menjadi Rp 1.170 per saham. Selain TAXI, anak usaha Grup Rajawali yang berkiprah di pasar saham Indonesia antara lain PT BW Plantation, Tbk (BWPT), PT Fortune Indonesia Tbk (FORU), PT Golden Eagle Energy Tbk (SMMT) serta PT Nusantara Infrastructure Tbk (META).
Wakil Grup Rajawali terpental dari LQ-45
JAKARTA. Sempat berkibar pada awal tahun 2014, prospek emiten saham Grup Rajawali di pasar modal Indonesia kini mulai meredup. Salah satu indikator itu terlihat dari terlemparnya saham PT Express Transindo Utama Tbk (TAXI) dari indeks LQ45. Indeks saham ini meriung 45 saham paling likuid di Bursa Efek Indonesia. TAXI sempat menghuni indeks LQ45 selama periode Agustus 2014 sampai dengan Januari 2015. Dengan check out-nya TAXI, tak satupun emiten Grup Rajawali masuk indeks LQ45. Selama setahun terakhir, pergerakan saham TAXI cenderung menurun. Di awal 2014, harga saham TAXI sempat menyentuh Rp 1.780. Namun di akhir 2014, harga sahamnya melorot 34% menjadi Rp 1.170 per saham. Selain TAXI, anak usaha Grup Rajawali yang berkiprah di pasar saham Indonesia antara lain PT BW Plantation, Tbk (BWPT), PT Fortune Indonesia Tbk (FORU), PT Golden Eagle Energy Tbk (SMMT) serta PT Nusantara Infrastructure Tbk (META).