Waktu mepet, bank diminta segera migrasi kartu



JAKARTA. Bank-bank mempunyai sisa waktu 15 bulan untuk menerapkan teknologi cip dari magnetik di kartu debit. Bagi bank yang membandel, Bank Indonesia (BI) menyatakan tidak segan-segan menjatuhkan sanksi.

Ronald Waas, Deputi Gubernur BI bilang, BI tak akan merevisi tenggat akhir penggunaan cip di kartu debit yakni tetap mulai 1 Januari 2016. “BI telah memberi waktu panjang kepada bank untuk migrasi,” kata Ronald, Selasa (16/9).

BI memang telah meluncurkan aturan tentang implementasi teknologi cip dan penggunaan personal identification number pada kartu ATM dan debit pada Oktober 2011. Namun tenggat waktu selama empat tahun itu kurang dimanfaatkan secara maksimal oleh bank. Asal tahu saja, biaya mengubah kartu magnetik menjadi berteknologi cip berkisar antara US$ 1 hingga US$ 2 per kartu.


Sementara itu, Bank Mandiri menyatakan akan mulai menerapkan migrasi kartu pada awal 2015. Di akhir tahun ini, Bank Mandiri baru akan menyelesaikan pemasangan teknologi cip di mesin ATM yang berjumlah 13.000 unit.

Rahmat B. Triaji, Senior Vice President Electronic Banking Bank Mandiri mengatakan, sebagian mesin ATM sudah siap menerapkan teknologi cip. “Khusus untuk kartu debit ke cip, baru akan mulai dimigrasikan pada awal tahun depan,” kata Rahmat. Bank Mandiri telah menerbitkan 11,2 juta kartu debit. Bank Mandiri menargetkan bisa mengganti kartu debit magnetik menjadi cip sebanyak 1,5 juta kartu per bulan.

Dodit W. Probojakti, General Manager Consumer Business Bank Negara Indonesia (BNI) mengatakan, BNI baru akan memulai menerapkan teknologi cip pada Juni 2015. BNI mengaku membutuhkan sertifikasi teknologi cip demi keamanan nasabah. Bank BNI sendiri telah menerbitkan 9,5 juta kartu debit kepada nasabah.

Sedangkan, Indrastomo Nugroho, Kepala Divisi Product Development dan Service Bank Artha Graha mengaku, pihaknya sudah memulai proses migrasi. “Ini sedang on progress, ada sekitar 20%–30% kartu debit sudah migrasi ke cip,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie