KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Para ekonom menilai target pemerintah untuk menggeber penyerapan belanja negara dalam dua bulan terakhir 2025 akan sulit tercapai. Tekanan terhadap ekonomi riil dan perencanaan anggaran yang dinilai kurang matang menjadi hambatan utama dalam mengejar realisasi belanja hingga akhir tahun. Kementerian Keuangan (Kemenkeu) dalam APBN Kita Edisi November 2025, melaporkan bahwa hingga 31 Oktober 2025, realisasi belanja pemerintah pusat baru mencapai Rp 1.879,6 triliun, atau 70,6% dari outlook Laporan Semester (Lapsem). Artinya, pemerintah harus mengejar sekitar Rp 783,8 triliun dalam waktu November–Desember. Di sisi lain Kemenkeu menegaskan tidak akan merelokasi anggaran Kementerian/Lembaga (K/L) yang masih rendah dan lambat belanjanya, dan berupaya mendorong K/L dapat mempercepat penyerapan belanja di sisa dua bulan terakhir (November-Desember).
Waktu Mepet, Penyerapan Anggaran Pemerintah Diprediksi Tidak Maksimal
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Para ekonom menilai target pemerintah untuk menggeber penyerapan belanja negara dalam dua bulan terakhir 2025 akan sulit tercapai. Tekanan terhadap ekonomi riil dan perencanaan anggaran yang dinilai kurang matang menjadi hambatan utama dalam mengejar realisasi belanja hingga akhir tahun. Kementerian Keuangan (Kemenkeu) dalam APBN Kita Edisi November 2025, melaporkan bahwa hingga 31 Oktober 2025, realisasi belanja pemerintah pusat baru mencapai Rp 1.879,6 triliun, atau 70,6% dari outlook Laporan Semester (Lapsem). Artinya, pemerintah harus mengejar sekitar Rp 783,8 triliun dalam waktu November–Desember. Di sisi lain Kemenkeu menegaskan tidak akan merelokasi anggaran Kementerian/Lembaga (K/L) yang masih rendah dan lambat belanjanya, dan berupaya mendorong K/L dapat mempercepat penyerapan belanja di sisa dua bulan terakhir (November-Desember).