NEW YORK. Wal-Mart Stores Inc mengincar perusahaan online ritel saingannya Jet.com. Pembelian tersebut sebagai strategi Wal-Mart melawan Amazon.com Inc. Sumber
Wall Street Journal mengatakan, pembelian Jet.com ini bisa memberi kesempatan bagi Wal Mart untuk mengirim pesanan dengan cepat. Nilai akuisisi belum disebutkan secara detail oleh Wal-Mart. Namun, sumber menyebutkan, Wal-Mart akan membayar perusahaan
start up itu seharga US$ 3 miliar. Jika benar, maka transaksi ini menjadi akuisisi terbesar bagi Wal Mart sejak membeli peritel asal Afrika Selatan Massmart Holdings Ltd senilai US$ 2,3 miliar pada tahun 2010.
Ini sebagai tanda bahkan peritel raksasa AS ini memang sedang mengejar ketinggalan melawan Amazon. Asumsi nilai akuisisi Wal-Mart itu berdasarkan pernyataan Wal-Mart yang pernah mengungkapkan bakal berbelanja senilai US$ 3,1 miliar untuk
e-commerce dan proyek digital seperti platform dan gudang baru untuk tahun fiskal Januari 2017. "Wal-Mart pasti bisa menggunakan beberapa energi untuk bisnis online," kata Bryan Gildenberg, analis Kantar Retail seperti dikutip
Wall Street Journal. Jet.com diharapkan bisa bersaing dengan Amazon lantaran menjual harga lebih murah. Perusahaan incaran Wal-Mart ini tengah membutuhkan pendanaan besar. Dana tersebut akan digunakan untuk modal menjadi suplier dari sebelumnya yang mengandalkan persediaan di gudang. Rajin akuisisi Jurubicara Wal-Mart Greg Hitt menolak berkomentar kepada
Reuters soal ini. Sementara Jet.com tidak bisa dihubungi. Selama lima tahun terakhir Wal-Mart keranjingan akuisisi. Perusahaan ini telah membeli 15 startup. Langkah ini untuk mendorong pertumbuhan bisnis
e-commerce. Wal-Mart bahkan membentuk @WalmartLabs untuk menganalisa dari sisi sosial. Wal-Mart mengakuisisi mayoritas saham perusahaan
e-commerce Yihaodian pada tahun 2012. Tapi pada Juni 2016, perusahaan ini menjualnya kepada JD.com Inc yang merupakan perusahaan
e-commerce terbesar di China.
Meskipun sudah berinvestasi besar di bisnis online, Wal Mart belum bisa memproyeksikan berapa keuntungan yang bisa diraih. Bahkan pertumbuhan 20%-30% dinilai sulit untuk tercapai. Bisnis online Wal-Mart mencatat pertumbuhan paling lambat dalam setahun terakhir. Penjualan online peritel ini tercatat US$ 13,7 miliar, berdasarkan data prusahaan penelitian internet, Retailer. Wal-Mart berharap usai mengakuisisi Jet.com bisa membantu mereka mengerek pendapatan. Sejak diluncurkan pada Juli 2015, modal Jet.com kini lebih dari US$ 500 juta dari perusahaan modal ventura. Strategi Jet yang menawarkan diskon besar dan harga lebih rendah pada item tertentu mampu menyaingi Amazon. Ini untuk menarik lagi konsumen Wal-Mart yang beralih berbelanja di Amazon.
Editor: Barratut Taqiyyah Rafie