KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Kementerian Keuangan mencatat, hingga Maret 2025 APBN mencatatkan defisit sebesar Rp 104,2 triliun atau 0,43% dari produk domestik bruto (PDB). Namun, hingga periode tersebut pemerintah tidak melakukan gali lubang tutup lubang utang. Hal ini terbukti dari keseimbangan primer yang mencatatkan surplus sebesar Rp 17,5 triliun, atau 27,7% terhadap target defisit Rp 63,3 triliun. “Posisi APBN 31 Maret dari sisi keseimbangan primer positif atau surplus Rp 17,5 triliun, posisi ini cukup baik dan kita tetap akan menjaganya sesuai dengan UU APBN 2024 No 62. Keseimbangan primer didesain negatif Rp 63,3 triliun, jadi ini kalau positif masih bagus,” tutur Sri Mulyani dalam konferensi pers, Selasa (30/4).
Walau APBN Defisit Rp 104,2 Triliun, Keseimbangan Primer Masih Surplus
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Kementerian Keuangan mencatat, hingga Maret 2025 APBN mencatatkan defisit sebesar Rp 104,2 triliun atau 0,43% dari produk domestik bruto (PDB). Namun, hingga periode tersebut pemerintah tidak melakukan gali lubang tutup lubang utang. Hal ini terbukti dari keseimbangan primer yang mencatatkan surplus sebesar Rp 17,5 triliun, atau 27,7% terhadap target defisit Rp 63,3 triliun. “Posisi APBN 31 Maret dari sisi keseimbangan primer positif atau surplus Rp 17,5 triliun, posisi ini cukup baik dan kita tetap akan menjaganya sesuai dengan UU APBN 2024 No 62. Keseimbangan primer didesain negatif Rp 63,3 triliun, jadi ini kalau positif masih bagus,” tutur Sri Mulyani dalam konferensi pers, Selasa (30/4).