KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank sentral Eropa (ECB) menaikkan suku bunga acuan sebesar 50 bps untuk pertama kalinya dalam 11 tahun terakhir. Alhasil, kini suku bunga ECB tak lagi negatif, dan menjadi 0%. Merespons pengumuman tersebut, mata uang euro pun menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Kendati begitu, analis DCFX Lukman Leong melihat potensi penguatan euro cenderung terbatas. Hal ini tidak terlepas dari posisi ECB yang keseluruhan dan ke depannya masih jauh lebih dovish daripada bank sentral Inggris (BoE) maupun The Fed. Senada, analis Monex Investindo Futures Andian Wijaya juga memandang, kebijakan kenaikan suku bunga ECB tersebut sebagai pisau bermata dua bagi euro. Pasalnya, di tengah ancaman resesi ekonomi saat ini, keputusan ECB justru berpotensi menyebabkan stagflasi di pasar Eropa.
Walau ECB Naikkan Suku Bunga, Prospek Euro Masih Belum Menarik
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank sentral Eropa (ECB) menaikkan suku bunga acuan sebesar 50 bps untuk pertama kalinya dalam 11 tahun terakhir. Alhasil, kini suku bunga ECB tak lagi negatif, dan menjadi 0%. Merespons pengumuman tersebut, mata uang euro pun menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Kendati begitu, analis DCFX Lukman Leong melihat potensi penguatan euro cenderung terbatas. Hal ini tidak terlepas dari posisi ECB yang keseluruhan dan ke depannya masih jauh lebih dovish daripada bank sentral Inggris (BoE) maupun The Fed. Senada, analis Monex Investindo Futures Andian Wijaya juga memandang, kebijakan kenaikan suku bunga ECB tersebut sebagai pisau bermata dua bagi euro. Pasalnya, di tengah ancaman resesi ekonomi saat ini, keputusan ECB justru berpotensi menyebabkan stagflasi di pasar Eropa.