KELAPA kopyor sebenarnya satu jenis dengan kelapa lainnya. Hanya saja, kelapa kopyor mengalami kelainan genetik sehingga menjadi unik dan, bisa dibilang, abnormal. Tak seperti kelapa umumnya, daging kelapa kopyor terlepas terpecah-pecah dan copot dari tempurungnya sehingga bercampur dengan air kelapa. Itulah mengapa disebut kopyor, antara daging buah dan air bercampur, namun tidak larut.Ini pula yang menyebabkan kelapa kopyor memiliki daging yang bertekstur gembur dan rasa yang lebih gurih. Rasanya yang nikmat membuat banyak orang menyukai produk kelapa kopyor. Tingginya minat konsumen terhadap produk ini membuat peluang bisnis kelapa kopyor begitu cerah.Teofilus Rocky, salah satu pemasok kelapa kopyor asal Pati, Jawa Tengah, menuturkan, permintaan kelapa kopyor sebenarnya cukup tinggi. Hanya saja, persediaan kelapa kopyor tak selalu mencukupi. Ini karena budidaya kelapa kopyor sendiri tak selalu bisa menghasilkan kelapa yang 100% kopyor.Bambang Sumadi, salah satu petani kelapa kopyor lain di Pati, mengatakan, dari 100 pohon kelapa kopyor, hanya sekitar 80 saja yang menghasilkan buah kopyor. Lagipula, buah yang ada di pohon kelapa kopyor tersebut tak semua kopyor.Biasanya, kata Bambang, sekali panen, satu pohon kelapa bisa menghasilkan 20 buah kelapa. "Hanya saja, lima kelapa di antaranya biasanya tidak kopyor," ujar Bambang.Kenyataan ini membuat nilai ekonomi kelapa kopyor semakin tinggi. Teofilus, pemilik PT Good Kopyor Indonesia, mematok harga kelapa kopyor antara Rp 12.000 hingga Rp 45.000 tergantung ukuran masing-masing kelapa. Dalam satu bulan, Teofilus bisa menyuplai kelapa kopyor sebanyak 1.000 hingga 1.500 butir kelapa kopyor ke berbagai daerah seperti Jakarta, Bandung, dan Semarang. Omzet yang diraupnya mencapai Rp 30 juta sebulan. "Kalau keuntungan sedikit, paling margin saya cuma 5%," ujarnya.Sementara itu, Ivan, salah satu pemasok kelapa kopyor di Jakarta, bisa memasok kelapa kopyor hingga 200-300 butir per bulan. Untuk kopyor berukuran kecil, dia membanderol Rp 15.000 per butir. Adapun yang ukuran besar, dia jual Rp 25.000 sebutir. Omzet Ivan dalam sebulan mencapai Rp 5 juta. "Untuk keuntungan sekitar 10%," kata Ivan.Sementara Bambang, yang sejak lama menggeluti bisnis kelapa kopyor, bilang, rata-rata penjualan kelapa kopyor dalam satu bulan sekitar 500 butir. Untuk kelapa kopyor super, ia membanderol Rp 27.000. Adapun kelapa kopyor yang berukuran kecil hanya Rp 15.000. Artinya, Bambang meraup omzet sekitar Rp 10 juta tiap bulan.Bambang mengakui bisnis kelapa kopyor memiliki prospek yang cukup cerah. Dia pernah mendapat permintaan ekspor kelapa kopyor. "Tapi saya tolak karena saya menanggung biaya pesawat yang terlalu mahal," ujarnya. Hanya saja, Teofilus menambahkan, kondisi bisnis kelapa kopyor saat ini sedang dalam kondisi kurang bagus. Pasalnya, di musim hujan seperti sekarang ini, produksi kelapa kopyor biasanya berkurang. Ini membuat harga kelapa kopyor bisa menjulang terlalu tinggi sehingga tidak tergapai oleh konsumen. Mudah dibudidayakanKelapa merupakan pohon yang paling mudah dibudidayakan. Tidak perlu perawatan khusus dan perhatian ekstra dari sang pembudidaya. "Biarkan saja, nanti pasti tumbuh sendiri," kata Bambang Sumadi, salah satu pembudidaya kelapa kopyor di Pati, Jawa Tengah.Hanya saja, sebaik apa pun Anda merawat tanaman satu ini, jangan harap Anda bisa memperoleh hasil yang 100% memuaskan. Dalam satu pohon sekali musim panen, biasanya ada sekitar 20 buah kelapa. Dari jumlah tersebut, ada sekitar lima buah yang ternyata tidak kopyor alias hanya berupa kelapa biasa."Bahkan, jika bibit yag ditanam jelek kualitasnya, maka persentase jumlah pohon yang tidak berbuah kelapa kopyor bisa lebih besar lagi," lanjut Bambang. Ia bilang, sebaiknya penanaman bibit kelapa kopyor dilakukan pada musim hujan. Bibit tersebut diberi naungan paranet yang memiliki intensitas cahaya sekitar 10%. "Ini supaya bibit bisa berkembang dengan baik dan cepat," imbuhnya.Suratman, petani kelapa kopyor lainnya di Pati, memiliki tip bagaimana membudidayakan kelapa kopyor dengan lebih baik. Menurutnya, bibit kepala kopyor sebaiknya diberi jarak minimal setengah kilometer dengan tanaman kelapa biasa.Kemudian, penanaman dilakukan dengan jarak tanam sekitar 9 m x 9 m antar-kelapa kopyor. Dalam satu hektare lahan, bisa ditanami 120 pohon kelapa kopyor. "Dengan cara ini, hasil panen akan lebih maksimal," ucap Suratman. Hanya saja, lagi-lagi cara tersebut belum menjamin panen kopyor akan menjadi 100% kopyor. "Tergantung dari bibit," ujarnya.Bibit kelapa kopyor berasal dari buah kelapa kopyor juga, tapi dari buah yang tidak kopyor. "Buah yang kopyor tidak bisa dijadikan bibit karena akan membusuk," kata Bambang. Nuryadi, salah seorang staf di CV Wijaya Tani, menjelaskan bahwa untuk membuat bibit kopyor, buah kelapa dikupas bagian atasnya, kemudian ditempatkan di tempat yang teduh.Selang enam bulan, akan tumbuh tunas baru. Setelah itu baru dipindah ke kantung plastik, dan tunas pun siap menjadi bibit. Proses dari bibit hingga panen pertama kali membutuhkan waktu hingga tujuh tahun. "Pohon akan panen lagi tiap tiga bulan," katanya. Harga bibit kelapa kopyor Rp 75.000 per bibit ukuran 50 centimeter. "Dalam sebulan kami memasarkan sekitar 20 bibit," ujar Nuryadi.Sementara Suratman mampu menjual 10.000 bibit selama enam bulan terakhir. Harganya Rp 10.000 per bibit. Jika dihitung, ia sudah meraup omzet Rp 100 juta hanya dari penjualan bibit kopyor. "Bisnis kelapa kopyor memang sangat menjanjikan. Apalagi saat puasa dan Lebaran, permintaannya membeludak," ungkapnya.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
WALAU KOPYOR, BISNISNYA TAK BIKIN KANTONG BOCOR
KELAPA kopyor sebenarnya satu jenis dengan kelapa lainnya. Hanya saja, kelapa kopyor mengalami kelainan genetik sehingga menjadi unik dan, bisa dibilang, abnormal. Tak seperti kelapa umumnya, daging kelapa kopyor terlepas terpecah-pecah dan copot dari tempurungnya sehingga bercampur dengan air kelapa. Itulah mengapa disebut kopyor, antara daging buah dan air bercampur, namun tidak larut.Ini pula yang menyebabkan kelapa kopyor memiliki daging yang bertekstur gembur dan rasa yang lebih gurih. Rasanya yang nikmat membuat banyak orang menyukai produk kelapa kopyor. Tingginya minat konsumen terhadap produk ini membuat peluang bisnis kelapa kopyor begitu cerah.Teofilus Rocky, salah satu pemasok kelapa kopyor asal Pati, Jawa Tengah, menuturkan, permintaan kelapa kopyor sebenarnya cukup tinggi. Hanya saja, persediaan kelapa kopyor tak selalu mencukupi. Ini karena budidaya kelapa kopyor sendiri tak selalu bisa menghasilkan kelapa yang 100% kopyor.Bambang Sumadi, salah satu petani kelapa kopyor lain di Pati, mengatakan, dari 100 pohon kelapa kopyor, hanya sekitar 80 saja yang menghasilkan buah kopyor. Lagipula, buah yang ada di pohon kelapa kopyor tersebut tak semua kopyor.Biasanya, kata Bambang, sekali panen, satu pohon kelapa bisa menghasilkan 20 buah kelapa. "Hanya saja, lima kelapa di antaranya biasanya tidak kopyor," ujar Bambang.Kenyataan ini membuat nilai ekonomi kelapa kopyor semakin tinggi. Teofilus, pemilik PT Good Kopyor Indonesia, mematok harga kelapa kopyor antara Rp 12.000 hingga Rp 45.000 tergantung ukuran masing-masing kelapa. Dalam satu bulan, Teofilus bisa menyuplai kelapa kopyor sebanyak 1.000 hingga 1.500 butir kelapa kopyor ke berbagai daerah seperti Jakarta, Bandung, dan Semarang. Omzet yang diraupnya mencapai Rp 30 juta sebulan. "Kalau keuntungan sedikit, paling margin saya cuma 5%," ujarnya.Sementara itu, Ivan, salah satu pemasok kelapa kopyor di Jakarta, bisa memasok kelapa kopyor hingga 200-300 butir per bulan. Untuk kopyor berukuran kecil, dia membanderol Rp 15.000 per butir. Adapun yang ukuran besar, dia jual Rp 25.000 sebutir. Omzet Ivan dalam sebulan mencapai Rp 5 juta. "Untuk keuntungan sekitar 10%," kata Ivan.Sementara Bambang, yang sejak lama menggeluti bisnis kelapa kopyor, bilang, rata-rata penjualan kelapa kopyor dalam satu bulan sekitar 500 butir. Untuk kelapa kopyor super, ia membanderol Rp 27.000. Adapun kelapa kopyor yang berukuran kecil hanya Rp 15.000. Artinya, Bambang meraup omzet sekitar Rp 10 juta tiap bulan.Bambang mengakui bisnis kelapa kopyor memiliki prospek yang cukup cerah. Dia pernah mendapat permintaan ekspor kelapa kopyor. "Tapi saya tolak karena saya menanggung biaya pesawat yang terlalu mahal," ujarnya. Hanya saja, Teofilus menambahkan, kondisi bisnis kelapa kopyor saat ini sedang dalam kondisi kurang bagus. Pasalnya, di musim hujan seperti sekarang ini, produksi kelapa kopyor biasanya berkurang. Ini membuat harga kelapa kopyor bisa menjulang terlalu tinggi sehingga tidak tergapai oleh konsumen. Mudah dibudidayakanKelapa merupakan pohon yang paling mudah dibudidayakan. Tidak perlu perawatan khusus dan perhatian ekstra dari sang pembudidaya. "Biarkan saja, nanti pasti tumbuh sendiri," kata Bambang Sumadi, salah satu pembudidaya kelapa kopyor di Pati, Jawa Tengah.Hanya saja, sebaik apa pun Anda merawat tanaman satu ini, jangan harap Anda bisa memperoleh hasil yang 100% memuaskan. Dalam satu pohon sekali musim panen, biasanya ada sekitar 20 buah kelapa. Dari jumlah tersebut, ada sekitar lima buah yang ternyata tidak kopyor alias hanya berupa kelapa biasa."Bahkan, jika bibit yag ditanam jelek kualitasnya, maka persentase jumlah pohon yang tidak berbuah kelapa kopyor bisa lebih besar lagi," lanjut Bambang. Ia bilang, sebaiknya penanaman bibit kelapa kopyor dilakukan pada musim hujan. Bibit tersebut diberi naungan paranet yang memiliki intensitas cahaya sekitar 10%. "Ini supaya bibit bisa berkembang dengan baik dan cepat," imbuhnya.Suratman, petani kelapa kopyor lainnya di Pati, memiliki tip bagaimana membudidayakan kelapa kopyor dengan lebih baik. Menurutnya, bibit kepala kopyor sebaiknya diberi jarak minimal setengah kilometer dengan tanaman kelapa biasa.Kemudian, penanaman dilakukan dengan jarak tanam sekitar 9 m x 9 m antar-kelapa kopyor. Dalam satu hektare lahan, bisa ditanami 120 pohon kelapa kopyor. "Dengan cara ini, hasil panen akan lebih maksimal," ucap Suratman. Hanya saja, lagi-lagi cara tersebut belum menjamin panen kopyor akan menjadi 100% kopyor. "Tergantung dari bibit," ujarnya.Bibit kelapa kopyor berasal dari buah kelapa kopyor juga, tapi dari buah yang tidak kopyor. "Buah yang kopyor tidak bisa dijadikan bibit karena akan membusuk," kata Bambang. Nuryadi, salah seorang staf di CV Wijaya Tani, menjelaskan bahwa untuk membuat bibit kopyor, buah kelapa dikupas bagian atasnya, kemudian ditempatkan di tempat yang teduh.Selang enam bulan, akan tumbuh tunas baru. Setelah itu baru dipindah ke kantung plastik, dan tunas pun siap menjadi bibit. Proses dari bibit hingga panen pertama kali membutuhkan waktu hingga tujuh tahun. "Pohon akan panen lagi tiap tiga bulan," katanya. Harga bibit kelapa kopyor Rp 75.000 per bibit ukuran 50 centimeter. "Dalam sebulan kami memasarkan sekitar 20 bibit," ujar Nuryadi.Sementara Suratman mampu menjual 10.000 bibit selama enam bulan terakhir. Harganya Rp 10.000 per bibit. Jika dihitung, ia sudah meraup omzet Rp 100 juta hanya dari penjualan bibit kopyor. "Bisnis kelapa kopyor memang sangat menjanjikan. Apalagi saat puasa dan Lebaran, permintaannya membeludak," ungkapnya.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News