Walau kupon kemungkinan lebih kecil, SBR007 akan tetap punya daya tarik



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Para pengamat memperkirakan tingkat kupon awal Savings Bond Ritel (SBR) seri SBR007 bakal turun. Namun, SBN ritel yang satu ini diyakini masih punya daya tarik bagi para investor dan bisa bersaing dengan instrumen investasi lainnya.

Head of Fixed Income Fund Manager Prospera Asset Management Eric Sutedja menilai, jika kupon SBR007 masih di kisaran 7%, maka instrumen ini masih punya daya saing dibandingkan instrumen investasi lain yang sejenis, seperti deposito atau reksadana berbasis obligasi.

Di sisi lain, pengamat pasar modal Anil Kumar menyebutkan, sebenarnya akan sulit bagi SBR007 bersaing dengan instrumen seperti reksadana pendapatan tetap. Terlebih, kinerja rata-rata reksadana ini tengah meningkat seiring ekspektasi penurunan suku bunga acuan.


Terbukti, Infovesta Fixed Income Fund Index yang menjadi acuan kinerja rata-rata reksadana pendapatan tetap tumbuh 5,78% (ytd) di semester pertama 2019 lalu. Praktis, reksadana ini memiliki pertumbuhan kinerja yang paling tinggi dibandingkan reksadana lainnya.

Selain itu, instrumen tersebut juga didukung oleh likuiditas yang lebih memadai serta jangka waktu investasi yang lebih panjang.

Tak hanya itu, pajak imbal hasil reksadana pendapatan tetap pun hanya 5% atau lebih rendah dibandingkan pajak obligasi termasuk SBN ritel yang mencapai 15%.

Kendati demikian, SBR007 diyakini akan tetap diincar oleh banyak investor yang tidak mengejar capital gain, melainkan perolehan kupon yang stabil sampai jatuh tempo. “Selama imbal hasilnya lebih baik dari deposito, SBR007 akan banyak peminatnya,” tutur Anil, Senin (8/7).

Setali tiga uang, Head of Investment Research Infovesta Utama Wawan Hendrayana menyampaikan, daya tarik SBR007 belum akan pudar sekalipun potensi penurunan kupon awal sangat besar.

Menurutnya, pesaing langsung SBR007 untuk saat ini adalah reksadana terproteksi bertenor pendek. Sebab, kedua instrumen ini sama-sama menjanjikan imbal hasil menarik namun juga stabil karena dana investasi investor akan ditahan sampai jatuh tempo.

“Permintaan SBR007 seharusnya masih banyak karena instrumen ini punya pangsa pasarnya sendiri,” terangnya.

Sebagai catatan, pemerintah dijadwalkan akan membuka masa penawaran SBR007 mulai tanggal 11 hingga 25 Juli mendatang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Khomarul Hidayat