JAKARTA. Bank Indonesia (BI) mengaku sedang mencermati naiknya rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) di empat sektor, yakni di konstruksi, pertambangan, perdagangan, dan jasa sosial. Menurut Deputi Gubernur BI Halim Alamsyah, walau begitu secara keseluruhan risiko kredit perbankan masih dalam batas aman, tercermin NPL pada level 2,24%. "Kami mencermati risiko kredit yang tinggi pada empat sektor," katanya, Jumat (12/9). BI mencatat pada Juli 2014, NPL sektor konstruksi sebesar 4,43% atau naik dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 4,24%. Sedangkan pada sektor pertambangan NPL tercatat sebesar 3,09%, naik dari bulan sebelumnya 2,49%. Lalu sektor perdagangan mencatat NPL 3,06% dari 2,92%, dan jasa sosial 2,96% dari 2,48% pada bulan sebelumnya.
Walau masih aman, BI cermati NPL di 4 sektor
JAKARTA. Bank Indonesia (BI) mengaku sedang mencermati naiknya rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) di empat sektor, yakni di konstruksi, pertambangan, perdagangan, dan jasa sosial. Menurut Deputi Gubernur BI Halim Alamsyah, walau begitu secara keseluruhan risiko kredit perbankan masih dalam batas aman, tercermin NPL pada level 2,24%. "Kami mencermati risiko kredit yang tinggi pada empat sektor," katanya, Jumat (12/9). BI mencatat pada Juli 2014, NPL sektor konstruksi sebesar 4,43% atau naik dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 4,24%. Sedangkan pada sektor pertambangan NPL tercatat sebesar 3,09%, naik dari bulan sebelumnya 2,49%. Lalu sektor perdagangan mencatat NPL 3,06% dari 2,92%, dan jasa sosial 2,96% dari 2,48% pada bulan sebelumnya.