Walau merugi, FREN tetap dapat utang Rp 1 triliun



JAKARTA. PT Smartfren Telecom Tbk (FREN) mengantongi dana pinjaman senilai US$ 90 juta atau setara Rp 1 triliun. Manajemen FREN dalam keterbukaan informasinya mengatakan, pinjaman tersebut diperoleh dari institusi keuangan asal Singapura, First Anglo Financial Pte. Ltd.

Penandatanganan perjanjian pinjaman telah diteken pada 12 November 2013 kemarin. Adapun, tenor pinjaman berlaku hingga 24 bulan atau dua tahun. "Fasilitas pinjaman itu untuk membayar utang serta tambahan modal kerja perseroan," ujar James Wewengkang, Sekretaris Perusahaan FREN.

Pinjaman tersebut, lanjut dia, dijamin dengan corporate guarantee dari pemegang saham utama FREN, yakni PT Wahana Inti Nusantara.


Fren merugi

Perlu diketahui, PT Smartfren Telecom Tbk (FREN) mencatat kerugian di kuartal III tahun ini. Berdasarkan laporan keuangan perusahaan (1/11), emiten telekomunikasi itu membukukan rugi bersih Rp 1,54 triliun, naik 52% jika dibanding periode yang sama tahun sebelumnya, Rp 1,01 triliun.

Sebenarnya, pendapatan FREN naik 58% menjadi Rp 1,75 triliun dari sebelumnya Rp 1,11 triliun. Namun, kenaikan signifikan pada beban usaha perusahaan membuat bottom line FREN tergerus.

Rinciannya, total beban usaha FREN per September 2013 tercatat sebesar Rp 2,93 triliun, naik 28% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya, Rp 2,29 triliun. Kenaikan terbesar disumbang akun beban operasi dan pemeliharaan jasa telekomunikasi yang naik 29% menjadi Rp 1,28 triliun dari sebelumnya Rp 992,12 miliar.

Lalu, penyusutan dan amortisasi yang mengalami kenaikan 29% menjadi Rp 1,02 triliun dari sebelumnya Rp 788,18 miliar juga menyumbang beban terbesar FREN.

Alhasil, manajemen membukukan rugi usaha Rp 1,17 triliun. Angka ini turun 0,8% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya, Rp 1,18 triliun. Posisi itulah yang pada akhirnya membuat FREN mencatatkan rugi bersih Rp 1,54 triliun.

Laba bersih per saham dasar atau earning per share (EPS) juga anjlok 49% menjadi Rp 24,63 per saham dari sebelumnya Rp 48,23 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Asnil Amri